Laporan Wartawan Grid.ID, Eria Winda Wahdania
Grid.ID - Tahun 2014 silam aktris peran Rachel Amanda sempat didiagnosa mengidap kanker Tioroid.
Setelah menjalani pengobatan Rachel Amanda pun akhirnya dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut.
Baru-baru ini dalam acara Sarah Sechan yang dipublikasikan pada Selasa, (13/11/2018), Rachel mengutarakan jika sakit yang pernah di deritanya itu belum sembuh sepenuhnya.
Gadis 23 tahun itu mengaku jika kondisinya kini masih dalam pemantauan dokter.
Baca Juga : Antara Ivan Gunawan dan Sahrul Gunawan, Ini Pilihan Ayu Ting Ting
Rachel Amanda menjelaskan bahwa ia masih harus memeriksakan diri ke dokter satu bulan sekali.
Namun demikian rupanya Rachel hanya memerikasakan diri ketika ia sempat.
"Sebenernya masih pemantauan kalau di bilang clean banget itu di ini terus sih diperiksa terus tapi dari cek darah setiap beberapa bilan sekali, idealnya sih tiap bulan tapi aku masih bandel ya bandel bandel beberapa bulan sekali atau kadang kadang kalo inget, yang penting kalo hasil lab nya dalam range tertentu ya berati masih aman," ujar Rachel.
Usai mengidap penyakit kanker tersebut, Rachel sendiri mengaku lebih menghargai dirinya.
Ia tak ingin terlalu memforsir diri dengan melakukan segala yang ia mau secara bersamaan.
"Jadi kalo ada momen momen dimana aku udah ngeluh, lebih capek lah, atau apa ya serakahlah ih pengen ngerjain ini semua segala macem tapi nanti mikirnya oh ya ya gue pernah di kasih sakit yang akhirnya sekarang udah bisa diatasin."
"Tapi harusnya sekarang gue jadi lebih bisa apa ya, aware sama badan sendiri gitu," jelasnya.
Baca Juga : Lihat Ayahnya Ngobrol dengan Nagita Slavina, Anak Sahrul Gunawan Cemburu
Rachel menjelaskan bahwa salah satu cara menjaga diri adalah dengan tidak terlalu stress.
Hal itu lantaran penyakit dapat mudah menyebar ketika otak dalam kondisi stres dan tertekan.
"Dulu waktu awal-awal ke diagnosa kan tantenya manager ku itu dokter spesialis kanker gitu pas pertama kali denger aku sakit, yang pertama kali beliau bilang ke manager ku adalah, jangan dibikin stres ya, anaknya harus seneng, aku pikir kan ya sugesti aja gitu."
"Tapi ternyata waktu itu aku nge-search gitu emang kalo stres ada hormon di otak dan di badan, ada sesuatu di otak yang ngepush penyakit di badan itu makin kemana-mana, jadi ya di bawa happy aja," pungkasnya.
(*)