Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri Awalia
Grid.ID - Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus mencari tahu identitas pelaku dan motif pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi.
Pihak kepolisian sendiri sudah mengumpulkan keterangan dari para saksi dan bukti-bukti yang berkaitan dengan kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi ini.
Kasus pembunuhan satu keluarga ini terjadi di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (13/11/2018) pagi.
Baca Juga : BPOM Kembali Temukan Kosmetik Ilegal dengan Kandungan Berbahaya, Ini Daftarnya!
Baca Juga : Kejang hingga Menjerit-jerit, Raditya Dika Bagikan Cerita Ketika Komika ini Kesurupan di Dalam Mobil
Empat anggota keluarga yang menjadi korban dibunuh, yakni Diperum Nainggolan, Maya Boru Ambarita, Sarah Boru Nainggolan, dan Arya Nainggolan.
Dilansir Grid.ID dari Kompas TV, melihat pada perbedaan cara yang digunakan pelaku untuk membunuh keempat korban, ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri, menduga pelaku tersebut memiliki kendali emosi yang cukup baik.
"Pelaku ternyata muatan emosinya sangat dahsyat tetapi pelaku di TKP memilih cara apa yang akan dia gunakan untuk menghabisi nyawa korban," tutur Reza Indragiri seperti dikutip Grid.ID
Baca Juga : Rekomendasi Kebaya Bali ala Nikita Willy dengan Harga Terjangkau
"Dalam situasi sedemikian rupa pelaku ini sesungguhnya memiliki kendali emosi yang baik, memiliki kendali diri yang cukup matang, sehingga dia bisa memilih korban seperti apa akan dia habisi nyawanya dengan seperti apa," lanjutnya.
Reza juga menduga bahwa sebetulnya kedua anak yang menjadi korban, yakni Sarah Boru Nainggolan dan Arya Nainggolan sebetulnya tidak menjadi target untuk dibunuh.
Kedua anak tersebut kemungkinan merupakan bagian dari collateral damage, yakni berada pada lokasi dan waktu yang salah, sehingga terpaksa menjadi target selanjutnya.
Baca Juga : Deretan Koleksi Tas Mewah Merek Gucci Favorit Jessica Iskandar
"Saya sungguh-sungguh khawatir bahwa kedua anak yang bernasib malang ini sesungguhnya adalah collateral demage, dua anak ini berada di waktu yang salah, di tempat yang salah."
"Pelaku datang ke lokasi tidak dengan tujuan untuk mengincar kedua orang anak itu tapi barangkali untuk mengincar orang dewasa yang ada di dalamnya."
"Karena mungkin kedua anak itu terjaga dan suatu saat berpotensi untuk menjadi saksi membantu polisi untuk mengungkap proses hukum, maka pelaku kemudian memutuskan untuk juga menghabisi nyawa kedua anak tersebut," pungkas Reza Indragiri.(*)