Dari situlah, Maudy Ayunda dan adiknya pun menjadi tumbuh dengan anak yang bisa berprestasi di bidang musik dan bermain seni.
Meski suka bermain musik dan teater seni, tetap nilai Maudy Ayunda pun tak pernah turun rangking kelas.
Di sinilah Muren khawatir dengan prestasi pendidikan anaknya. Bukan masalah gagal, melainkan perempuan berambut panjang ini merasa malu terhadap keberhasilan pendidikan anaknya.
“Namun anehnya untuk urusan ranking tetap saja ngga pernah turun. Bukan merasa bangga, saya justru selalu mati gaya kalo harus mendampingi anak-anak naik panggung mendapatkan award keberhasilan mereka setiap tahunnya. Apalagi pernah ada saat, saya harus naik panggung berkali-kali ketika anak-anak mendapatkan 13 awards di hari yang sama,” lanjutnya.
Baca Juga: Kompak Pakai Busana Nusantara, Ini Gaya Keluarga Maudy Ayunda Saat Hadiri Wisuda S2
Muren mengakui saat itu dia merasa seperti orangtua yang berambisi dengan pendidikan dengan anak-anaknya.
“Muka rasanya sudah merah padam jadi terpidana,tertuduh sbg orang tua ambis of the year. Padahal justru saya orang yang engga pernah paksa-paksa anak-anak untuk belajar. Mujur lagi kan?. Namun mungkin karena sudah panggilan jiwa, seaktif apapun anak-anak, sekolah tetap menjadi hal yang serius mereka jalani.
Dan akhirnya... tanpa malu kalaupun harus jadi terpidana sebagai orang tua ambis, berfoto lah kami di depan kampus ini, yang katanya adalah kampus terbaik dua besar dunia. Dan kali ini, menyadari betapa mujurnya kami, rela lah kami terima tuduhan apapun,” tulis Muren.
Wah, menginspirasi sekali ya, cerita ibunda Maudy Ayunda ini!(*)