Find Us On Social Media :

Pentingnya Peran Ayah dalam Kehidupan Anak dan Durasi Bonding yang Dianjurkan

By Arintya, Minggu, 18 Juli 2021 | 19:05 WIB

Parapuan.co – Kawan Puan, selain ibu, apakah ayah juga perlu mengambil peran dalam kehidupan anak?

Jawabannya, ya! Peran ayah dalam kehidupan anak ini penting sekali, baik itu di aspek mulai dari fisik, intelektual sampai perkembangan spiritualnya.

Hal ini juga dibenarkan oleh psikolog Tiga Generasi, Ayoe Sutomo, M.Psi., Psikolog.

Dalam rilis Teman Bumil yang PARAPUAN terima, Ayoe menyebutkan bahwa peran ayah dan ibu memang memiliki ciri khasnya masing-masing.

Ayoe menjelaskan bahwa ayah akan lebih berperan dalam stimulasi anak, contohnya ketika bermain dan aktivitas yang melibatkan gerak.

Baca Juga: Catat! Ternyata Peran Ayah dalam Mencegah Stunting Itu Penting Sekali

Selain itu, secara emosi ayah juga biasanya lebih tegas, lebih berani mengambil tantangan dan berani mencoba sesuatu yang baru.

Lain halnya dengan kehidupan sosial, ayah akan mengajarkan anak untuk bisa memecahkan konflik, sehingga membuat anak lebih percaya diri pada saat ia terjun ke dunia sosial atau saat bermain bersama teman-temannya.

Durasi bonding ayah dan anak

Meski kemungkinan besar para ayah akan menghabiskan waktu untuk bekerja, bukan berarti bonding tidak bisa tercipta antara mereka dan buah hati mereka.

Kuncinya bukan pada berapa lama waktu yang harus dihabiskan bersama, melainkan pada kualitasnya.

Ayoe menjelaskan bahwa sebenarnya 30 menit adalah waktu yang cukup untuk ayah dan anak menghabiskan waktu bersama.

“Artinya, memang 30 menit mendampingi dengan full, tidak disambi dengan aktivitas- aktivitas yang lain, sehingga anak mendapatkan koneksi emosi yang penuh dengan orang tua di saat itu dan dilakukan secara rutin setiap hari,” ungkap Ayoe.

Pergeseran pembagian peran dalam mengasuh anak

Kawan Puan, dahulu peran ayah dan ibu dalam mengasuh anak ini masih dikotak-kotakkan.

Hal ini dikarenakan adanya konsep gender stereotype dan gender role expectation yang berlaku di dalam masyarakat.

Baca Juga: Seberapa Penting Peran Ayah di Rumah untuk Menciptakan Kesetaraan Gender? Ini Kata Ahli

Gender stereotype merupakan keyakinan bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya berperilaku. Namun, ada banyak bias dalam hal tersebut.

“Laki-laki itu digambarkan dengan stereotype yang lebih tenang, lebih logis, kemudian dalam tugas rumah tangga dia lebih providing atau sebagai pencari nafkah.”

“Sementara wanita itu lebih dominan secara emosi, kemudian dalam tugas rumah tangga lebih kepada tugas pengasuhan atau care taking, sebagai care taker,” ujar Ayoe.

Lalu dalam gender role expectation sendiri, perempuan diharapkan lebih berperan dalam pola asuh anak, sedangkan pria berperan dalam mencari nafkah utama.

Ketika ekspektasi- ekspektasi tersebut berjalan dengan semestinya, maka akan ada penguatan dan pujian dari lingkungan.

Sayangnya bila tidak berjalan seperti itu, akan ada “punishment”, misalnya pandangan miring, baik dari keluarga maupun sosial.

Namun sekarang peran dalam pengasuhan ini sudah mengalami pergeseran nih Kawan Puan!

Menurut Ayoe, pergeseran ini diakibatkan karena adanya konsep non traditional marriage atau pernikahan non tradisional.

Konsep ini mengakibatkan banyak pasangan sudah bisa menerapkan nilai-nilai baru dan lebih setara dalam pembagian peran pengasuhan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa peran ayah memegang peranan cukup penting di dalam kehidupan anak.

Baca Juga: Menurut Ahli, Peran Ayah untuk Perkembangan Anak Itu Penting, Lo, Ini Manfaatnya

Artinya semakin ayah terlibat dalam pola asuh anak akan semakin baik dari keseluruhan ranah aspek perkembangan anak, mulai dari fisik, sosial, spiritual, intelektual, emosi, hingga kognitif, harapannya ada keterlibatan dari sang Ayah.

Kawan Puan, yuk ajak suami lebih mengambil perannya dalam kehidupan anak.

Agar kelak anak tidak hanya mendapatkan nilai-nilai dari ibunya tetapi juga dari ayah di masa-masa pertumbuhannya! (*)