Find Us On Social Media :

Jangan Abai! Orang Tua Punya 3 Peran Ini dalam Kebebasan Bermain Anak

By Ericha Fernanda, Senin, 8 November 2021 | 07:35 WIB

Parapuan.co - Selain mengubah kebiasaan kita, pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap pengasuhan anak, termasuk meningkatnya keterlambatan tumbuh kembang. 

Bekerja dari rumah membuat orang tua banyak memiliki tugas tambahan. Bekerja sebagai karyawan, mengurus rumah tangga, hingga mengajar anak harus dilakukan dalam satu waktu. 

Tidak hanya pengaruh tersebut, quality time keluarga yang berkurang karena merasa sudah berkumpul di rumah juga turut berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

"Dampak pandemi ini termasuk speech delay atau keterlambatan bicara dan fasilitas belajar dan bermain yang terbatas pada layar," kata Psikolog Klinis dan Keluarga, Pritta Tyas Mangestuti dalam webinar kampanye 'Ayo Main' dari IKEA, Sabtu (6/11/2021).

Pritta melanjutkan kalau anak juga butuh bermain karena aktivitas fisik itu penting.

Baca Juga: Sebutan Alter Ego Muncul di Twitter, Apa Sebenarnya Alter Ego?

Jika variasi permainannya terbatas, maka tumbuh kembangnya bisa terganggu. Kesimpulannya, bermain bagi anak tidak untuk bersenang-senang, tapi juga belajar. 

Oleh karena itu, orang tua wajib mengetahui jika indra anak harus terstimulasi dengan bergerak dan bermain.

Jika terjadi perubahan perilaku atau anak menjadi susah menuruti perkataan kita, mereka sebenarnya bisa jadi tidak baik-baik saja.

"Milestonenya terganggu seperti perubahan perilaku dan susah nurut. Jadi selalu ada alasan di balik perilaku anak karena kurang gerak," imbuhnya.

Peran Utama Orang Tua

Pritta kemudian menjelaskan bahwa terdapat tiga peran utama orang tua dalam pengasuhan anak terkait tumbuh kembangnya. Berikut penjelasan selengkapnya!

1. Menjadi Responsif

"Jadilah responsif dengan mengetahui minat dan kebutuhan anak melalui sudut pandang anak," saran Pritta.

Sebagai orang tua, melihat apapun yang dilakukan anak termasuk bermain itu harus mempertimbangkan perspektifnya.

Misalnya, ketika anak menyusun bantal mungkin kamu anggap permainan itu kurang penting.

Tetapi di imajinasi anak, mereka sedang melatih sensorinya dengan membuat bangunan.

Baca Juga: Jangan Dipendam, Ini Cara Bilang ke Pasangan saat Kamu Butuh Waktu Sendiri

2. Menjaga Stabilitas

Stabilitas dalam pengasuhan sangat penting, tetapi sering terlewat, lho. 

"Stabilitas dalam pengasuhan memang penuh tantangan, pastikan memiliki aturan dan respons yang stabil dalam bersikap pada anak," ujar Pritta.

Pritta menerangkan bahwa setiap anak membutuhkan rutinitas yang dapat diprediksi, urutannya bagaimana, dan apa yang harus mereka lakukan dalam satu hari.

Sebagai orang tua, usahakan emosi stabil dalam menghadapi dan menerapkan aturan pada anak.

Terlebih jika Kawan Puan sedang stres, pengasuhan yang stabil tetap diperlukan meski hal tersebut menantang. 

3. Menumbuhkan Keterikatan Emosional

"Saat anak bermain dan meminta perhatianmu, cobalah mengekspresikan emosi dengan mengikuti permainan peran yang dilakukan anak," saran Pritta.

Hindari bertanya "Ngapain sih, kamu?", tapi ikuti saja cara mereka berekspresi dengan mimik wajah yang mendukung saat bermain peran.

Pastikan emosimu terlihat oleh anak dan lakukan percakapan eye-level atau sejajar dengan mata anak untuk memastikan kehadiranmu dalam hal yang mereka sukai.

Baca Juga: 5 Buah yang Cocok Diberikan untuk Anjing Peliharaan, Salah Satunya Pisang

Ide Bermain Anak

"Cara mengetahui anak suka main apa, berikan mereka berbagai objek dan lihatlah apa yang mereka minati untuk dimainkan," saran Pritta.

Pritta menambahkan, amati dulu sebelum menentukan permainan apa yang cocok untuk anak dengan memberikan benda sederhana di rumah atau non-permainan.

"Observasi dulu. Apakah anak minatnya role playart and craft, gerak, atau sensori. Jika ada keinginan untuk mengulang, itulah minatnya," kata Pritta.

(*)