Parapuan.co - Tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia.
Sebagai orang tua, kita juga harus waspada bahwa diabetes pun bisa dialami oleh anak-anak lho.
Dalam hal ini, anak bisa mengidap diabetes tipe 2, yakni salah satu jenis diabetes kronis yang mempengaruhi cara tubuh memproses gula dalam darah.
Diabetes tipe 2 berkembang ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti membuat cukup insulin.
Baca Juga: Hari Diabetes Sedunia: Anjuran Konsumsi Gula Harian untuk Anak
Penumpukan gula yang dihasilkan dalam aliran darah dapat menyebabkan gejala gula darah tinggi.
Meski biasanya dialami oleh orang dewasa, namun anak juga bisa mengalaminya jika dihubungkan dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
Selain itu, riwayat keluarga penderita diabetes atau diabetes gestasional saat hamil juga dapat mengembangkan penyakit diabetes tipe 2 pada anak.
Gejala
Melansir Mayo Clinic, diabetes tipe 2 pada anak-anak dapat berkembang secara bertahap sehingga tidak ada gejala yang terlihat.
1. Kehausan dan sering buang air kecil
Kelebihan gula yang menumpuk di aliran darah menarik cairan dari jaringan, akibatnya anak menjadi haus dan buang air kecil lebih dari biasanya.
2. Kelelahan
Gula diperlukan sebagai sumber energi, kurangnya gula dalam sel tubuh anak dapat membuatnya kelelahan.
3. Penglihatan kabur
Jika gula darah anak terlalu tinggi, cairan dapat ditarik dari lensa mata anak yang membuatnya tidak dapat fokus dengan jelas.
Baca Juga: Buah hingga Madu, Ini 4 Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Penderita Diabetes
4. Area kulit menggelap
Sebelum diabetes tipe 2 berkembang, area kulit tertentu mulai menjadi gelap. Area ini sering ditemukan di sekitar leher atau di ketiak.
5. Penurunan berat badan
Tanpa energi yang disuplai gula, jaringan otot dan simpanan lemak akan menyusut dan memungkinkan terjadinya pengurangan berat badan.
Faktor Risiko
Faktor risiko tertentu dapat mengembangkan anak untuk menderita penyakit diabetes tipe 2, antara lain:
1. Obesitas atau kegemukan
Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki anak, terutama di sekitar perut, semakin resisten sel tubuh mereka terhadap insulin.
2. Tidak aktif bergerak
Aktivitas fisik membantu anak mengontrol berat badannya, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel-sel anak lebih responsif terhadap insulin.
Baca Juga: Cocok untuk Perempuan! Ini 5 Olahraga untuk Turunkan Kadar Gula Tinggi
3. Riwayat penyakit keluarga
Risiko anak-anak terkena diabetes tipe 2 meningkat jika mereka memiliki orang tua dengan penyakit serupa.
4. Ras atau etnis
Orang tertentu termasuk ras kulit hitam, Hispanik, Indian Amerika, dan Asia Amerika lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2.
5. Usia dan jenis kelamin
Banyak anak mengembangkan diabetes tipe 2 di awal masa remaja. Remaja perempuan lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 2 daripada remaja laki-laki.
6. Berat badan lahir dan diabetes gestasional
Berat badan lahir rendah dan lahir dari ibu yang menderita diabetes gestasional selama kehamilan terkait dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
7. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur, sebelum usia kehamilan 39 hingga 42 minggu juga dapat memiliki risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.
Pilihan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah diabetes tipe 2 pada anak, yaitu dengan makan makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik lebih banyak.
Baca Juga: Tetap Aktif Berolahraga saat Liburan, Ikuti 5 Tips Mudah Ini
(*)