"Kita sebagai perempuan berempati dengan lebih banyak lagi karena yang namanya hidup kan beda-beda, latar belakang beda-beda, pengalaman hidup orang beda-beda," ucapnya.
"Jadi kita nggak bisa menganggap apa yang kita rasa itu benar adalah kebenaran mutlak. Biasanya kan itu yang bikin berantem. Contoh ibu rumah tangga dengan ibu bekerja," tambahnya.
Maureen mengatakan bahwa terkadang ibu rumah tangga merasa tidak dianggap, sedangkan di sisi lain ibu bekerja merasa bersalah karena dianggap tidak peduli dengan anak.
"Harusnya apa yang dipilih oleh perempuan kita dukung aja walaupun itu mungkin bukan pilihan kita juga," pungkasnya.
Simak obrolan lengkap PARAPUAN dengan Maureen Hitipeuw sang Srikandi untuk Negeri di video YouTube berikut ini.
Baca Juga: Profil Toeti Heraty, Berdayakan Sesama Perempuan Lewat Pendidikan
(*)