Find Us On Social Media :

OpenAI Punya Detektor Deepfake untuk Dikembangkan, Bisa Jadi Solusi Pencegahan Perempuan Jadi Korban?

By Rizka Rachmania, Jumat, 10 Mei 2024 | 21:00 WIB

Kode Etik Ethical Hacker

Padahal kenyataannya, dr. Zie tidak pernah merekomendasikan obat pelangsing atau penurun berat badan pada siapapun. Iklan tersebut dibuat dengan AI menggunakan data dan informasi dari dr. Zie.

"Saya tidak pernah merekomendasikan produk "pelangsing" atau "penurun berat badan" kepada siapapun sehingga segala resiko yang timbul akibat pemakaian produk tersebut diluar dari tanggung jawab saya," tulis keterangan Instagram @dr.yessicatania, Selasa, (28/11/2023).

"Pengumuman ini juga merupakan teguran atau somasi terbuka bagi siapa saja yang membuat iklan produk tersebut dengan menggunakan video saya TANPA IZIN agar segera menghapusnya dalam jangka waktu paling lama 7 hari sejak pengumuman ini dilakukan," tambahnya.

Dr. Firman Kurniawan, Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital pernah menyebutkan bahwa public figure cukup riskan menjadi korban penyalahgunaan AI terutama bagi perempuan.

Hal itu terbukti dari Taylor Swift dan dr. Yessica Tania yang menjadi korban deepfakekebetulan juga mereka adalah sosok figur publik yang terkenal.

 Baca Juga: 4 Tindakan Awal saat Menjadi Korban Kekerasan Berbasis Gender Online

Akan tetapi, perempuan yang bukan figur publik pun bisa jadi korban deepfake, contohnya seperti yang dialami oleh Francesca Mani, 15 tahun, seorang remaja perempuan kelas dua SMA di New Jersey Amerika Serikat.

Ia jadi korban kekerasan berbasis gender online berupa pornografi deepfake.

Francesca menemukan bahwa fotonya diedit pada gambar tubuh telanjang orang lain. Bukan hanya dia, temannya yang lain juga jadi kejahatan pornografi deepfake yang memanfaatkan kecanggihan AI.

Francesca melihat sekelompok siswi lain, teman sekelasnya, yang juga jadi korban pornografi deepfake. 

Mirisnya, sekelompok anak laki-laki siswa di SMA-nya menertawakan siswi perempuan yang jadi korban itu.