Find Us On Social Media :

OpenAI Punya Detektor Deepfake untuk Dikembangkan, Bisa Jadi Solusi Pencegahan Perempuan Jadi Korban?

By Rizka Rachmania, Jumat, 10 Mei 2024 | 21:00 WIB

Kode Etik Ethical Hacker

Firman Kurniawan mengatakan bahwa adanya kecerdasan buatan atau AI awalnya untuk membantu manusia, namun ternyata ada oknum yang menyalahgunakannya untuk kejahatan deepfake.

"Pada awalnya AI diciptakan untuk membantu manusia, teknologi untuk kemanfaatan, tapi ketika AI di tangan orang yang memiliki kreativitas negatif, itu akan disalahgunakan," kata Firman Kurniawan saat dihubungi PARAPUAN, Selasa (28/11/2023).

Sedihnya, perempuan adalah salah satu pihak yang dirugikan dengan oenyalahgunaan AI, misalnya jadi korban deepfake pornografi yang marak atau dimanfaatkan untuk promosi produk seperti yang dialami dr. Zie.

Oleh karenanya, Firman Kurniawan menyarankan agar perempuan makin banyak paham dengan teknologi agar tahu apa saja bahaya yang mungkin mengintai dan bagaimana cara menghindarinya.

"Nah, ini merugikan perempuan, ada baiknya jika perempuan makin banyak paham teknologi kemudian mengetahui bahaya yang mengintai, dan bagaimana cara menghindarinya," tambahnya.

Detektor deepfake OpenAI yang baru mungkin bisa membantu membendung masalah, tetapi tidak benar-benar bisa menyelesaikannya.

Pasalnya, seperti yang dikatakan oleh Sandhini Agarwal, tidak ada obat yang mujarab dalam perang melawan deepfake.

Namun, adalah langkah yang baik dari OpenAI untuk membuat detektor deepfake sehingga bisa meminimalisir orang jadi korban kejahatan tersebut.

Baca Juga: Maraknya Kekerasan Seksual Online, Apa Saja Data Pribadi yang Harus Dilindungi?

(*)