Baca Juga: Perempuan Mendominasi Sektor UMKM, Studi BCG dan Stellar Women Ungkap Tantangannya
Salah satu pengalaman tak terlupakan yang masih diingat Lenita saat merintis kariernya sebagai konsultan adalah ketika ia dipercaya untuk merencanakan strategi bisnis dan turut membangun salah satu perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Saya takjub, ternyata, seorang konsultan itu memiliki peran besar dalam perencanaan bisnis klien dari hulu ke hilir. Bahkan, peran konsultan itu juga sangat dalam, sampai ke aspek terkecil,” jelasnya.
Dengan proyek-proyek yang beragam dan peluang untuk memecahkan masalah-masalah kompleks, industri ini menawarkan tantangan intelektual dan kesempatan untuk membuat dampak nyata di berbagai sektor.
Namun, potensi besar industri konsultan ini diakui Lenita masih belum banyak dilirik oleh kaum hawa.
Selain adanya stereotipe konsultan pekerjaan yang “maskulin” karena pemilik profesi ini didominasi pria, persoalan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi juga dapat menjadi tantangan bagi perempuan yang telah berkeluarga.
Hal ini karena industri konsultasi dikenal dengan tuntutan kerja yang tinggi, termasuk jam kerja yang panjang dan perjalanan bisnis yang sering. Faktor-faktor ini umumnya membuat perempuan ragu untuk bekerja sebagai konsultan.
Untuk menyiasati jam kerja yang panjang, Lenita mengatakan bahwa dirinya terbiasa membuat rencana sebelum bekerja untuk menyeimbangkan kehidupan personal dan profesional.
Baca Juga: 5 Cara Menjual Skill Secara Online, Dapat Uang dari Jual Jasa
“Meskipun jam kerja konsultan itu panjang, tetapi banyak perusahaan konsultan yang menyediakan jam kerja fleksibel baik dalam segi waktu dan lokasi. Salah satunya, di BCG” ujarnya.
Untuk menyeimbangkan kehidupan personal dan profesional, Lenita menyebut, BCG menawarkan opsi kerja yang ramah untuk karyawan yang telah berkeluarga, mulai dari jam kerja yang fleksibel dan kesempatan bekerja dari rumah.
"Pada dasarnya, pekerjaan manajemen konsultan sangat berorientasi pada hasil, sehingga kami tidak harus selalu terkungkung dalam jam kerja yang linear. Artinya, selama kita disiplin dalam mengelola waktu dan memberikan hasil yang optimal, kita bisa merancang waktu kerja kita dengan efisien dan fleksibel.”