Parapuan.co - Kawan Puan, apakah saat ini kamu sedang berada di fase rumit mengurus anak dan juga orang tua yang memasuki masa pensiun?
Jika jawabannya adalah iya maka kamu tergolong generasi sandwich. Apa itu generasi sandwich?
Menurut Workingdaughter, generasi sandwich adalah generasi yang hidupnya terjebak di antara dua generasi lainnya.
Baca Juga: Bukan Hanya Kesehatan, Yuk Kenali Berbagai Jenis Asuransi di Indonesia
Iya, kamu hidup di antara dua generasi, yakni generasi muda alias anak, dan generasi tua alias orang tua kamu.
Di fase 'sandwich' ini, kedua generasi tersebut bergantung kepada kamu, yang mana generasi muda masih belum cukup mandiri dan generasi tua sudah terlalu rentan melakukan berbagai hal.
Maka tidak heran pada fase ini banyak generasi sandwich yang mengalami stres.
Berdasarkan data AARP (American Associataion of Retired Persons), ada 44% perempuan berusia 45 sampai 55 mengalami stres akibat harus mengurus setidaknya satu orang tua dan anak yang berusia di bawah 21 tahun.
Hal yang sama juga ditunjukkan melalui hasil survei EHIS (European Health Interview Survey), yang diambil dari Sciencedirect.
Hasil survei EHIS itu menunjukkan bahwa generasi sandwich di Italia yang memiliki rentang usia 35 sampai 59 tahun mengalami tekanan mental karena tanggung jawab yang dimiliki.
Mereka merasa cukup depresi karena kewalahan dengan tanggung jawab ganda yang harus dipikul yakni mengurus dua generasi sekaligus.
Bukan hanya itu saja Kawan Puan, faktor ekonomi juga memperburuk kondisi mental para generasi sandwich ini.
Pasalnya, generasi sandwich harus menanggung berbagai tuntutan ekonomi yang lumayan besar untuk dua generasi tersebut.
Contohnya, membiayai anak sekolah sampai kuliah serta memenuhi kebutuhan orang tua yang sudah tidak lagi produktif.
Baca Juga: ‘Festival Mimpi Ibu’ Hadir untuk Bantu Para Ibu Membangun Narasi Baru Tentang Diri
Atas dasar masalah ini, berikut PARAPUAN rangkum tips bertahan untuk generasi sandwich selama periode sandwich ini.
Melansir dari Money.usnews, berikut tips bertahan di periode sandwich.
1. Mempersiapkan diri sedini mungkin
Kawan Puan, apabila kamu masih belum memasuki periode sandwich ini, maka ada baiknya kamu mempersipkan diri sejak dini.
Diskusikan dengan orang tua mengenai rencana pensiun mereka, serta bagaimana cara memenuhi kebutuhan mereka di masa pensiun nanti.
Selain itu, bicarakan juga kepada anak mengenai pendanaan uang kuliah.
Beri mereka pengertian seberapa besar dana yang bisa kamu keluarkan untuk menunjang pendidikan mereka.
Dengan melakukan hal ini, maka kamu bisa sedikit mengangkat beban yang ada.
2. Siapkan tabungan pensiun
Kawan Puan, salah satu hadiah terbaik yang bisa kamu berikan untuk anak-anakmu kelak adalah tidak membebani mereka secara finansial di masa tua mendatang.
Mengetahui hal ini, kamu bisa mulai membuat tabungan pensiunmu sejak dini, sehingga rantai generasi sandwich ini bisa diputus dan tidak terus-terusan terjadi kepada keturunan selanjutnya.
Baca Juga: Sering Mendapat Perintah Tidak Masuk Akal? Hadapi Atasan Kamu dengan 4 Cara Ini
3. Bersikap terbuka kepada atasan
Kawan Puan, memiliki tanggung jawab ganda, mengurus anak dan orang tua bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Terkadang, kamu jadi kurang produktif selama bekerja karena beban yang kamu miliki tersebut.
Nah, salah satu cara mengurangi stres yang kamu rasakan adalah dengan mencoba terbuka dengan pihak kantor atas permasalahan yang sedang kamu hadapi di fase sandwich ini.
Sehingga perusahaan atau atasan bisa menghargai kerja keras yang sudah kamu lakukan.
4. Meminta bantuan anak
Kawan Puan, jika kamu merasa cukup kewalahan selama fase sandwich ini, kamu bisa meminta bantuan kepada anak.
Bila anak telah memiliki penghasilannya sendiri kamu mungkin bisa meminta mereka untuk sedikit berkontribusi untuk kebutuhan finansial keluarga.
Contohnya dengan meminta mereka berhemat dan menabung untuk kebutuhan serta kehidupannya nanti.
Atau jika anak memang belum bekerja atau memiliki penghasilan, kamu bisa meminta tolong mereka untuk membantu membersihkan rumah agar kamu tak terlalu merasa lelah.
5. Memiliki dana darurat
Kawan Puan, meski kamu berada di periode sandwich dengan berbagai tututan ekonominya, kamu tetap harus mengalokasikan uang untuk dana darurat.
Banyaknya dana darurat ini kira-kira tiga kali lipat penghasilan bulanan kamu.
Dana ini bisa kamu pakai jika sewaktu-waktu ada pengeluaran mendadak atau mendesak.
Baca Juga: Bagaimana Budaya Kerja Setelah Pandemi Covid-19 Usai? Ini Prediksinya
6. Libatkan saudara kandung
Jika kamu memiliki saudara kandung, baik kakak atau adik, tidak ada salahnya bagi kamu meminta bantuan mereka.
Kamu bisa melakukan diskusi keluarga untuk membagi tanggung jawab mengurus orang tua yang memasuki masa pensiunnya.
Melibatkan semua saudara kandung untuk membantu mengurus orang tua dapat sangat membantu dalam meringankan beban pada periode 'sandwich' ini.
Nah Kawan Puan, periode 'sandwich' bisa menjadi cobaan hidup yang besar, tetapi dengan beberapa perencanaan yang baik dan komunikasi yang jelas, kamu akan mampu melaluinya. (*)
Source | : | Sciencedirect,money.usnews,Workingdaughter |
Penulis | : | Vregina Voneria Palis |
Editor | : | Rizka Rachmania |
KOMENTAR