Parapuan.co - Resmi dibuka semalam oleh Presiden Joko Widodo, PON XX yang diselenggarakan oleh Komite Olahraga Nasional kini tengah berlangsung.
Menjadi pesta olahraga terbesar di Indonesia, PON XX ini tentu menjadi perbincangan publik.
Bukan hanya acaranya, tetapi hal yang terkait dengan PON XX turut dikulik oleh netizen.
Keramahan masyarakat, tempat wisata indah hingga makanan khas Papua mencuri perhatian banyak orang.
Berbicara tentang makanan khas Papua, Kawan Puan pasti akan menjawab papeda.
Baca Juga: Jadi Warisan Budaya Indonesia, Ini Dia 4 Museum Batik di Indonesia
Perlu Kawan Puan ketahui kalau papeda adalah sumber karbohidrat pengganti nasi yang sering kali dikonsumsi oleh masyarakat Papua dan beberapa daerah Indonesia Timur lainnya.
Papeda berbahan dasar sagu yang diperas dan disaring lalu dimasak, teksturnya sendiri kental, berwarna putih, dan rasanya tawar.
Namun, papeda itu bukan sekadar makanan khas saja lho, ada empat fakta unik di baliknya, apa saja?
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini berbagai hal tentang papeda yang perlu Kawan Puan ketahui, yuk simak.
1. Filosofi papeda
Papeda mempunyai filosofi yang mendalam bagi masyarakat Papua, di mana ketika menyantap makanan khas ini, biasanya suatu keluarga akan menggunakan helai dan hote.
Helai merupakan alat makan tradisional yang terbuat dari kayu sebagai tempat sajiannya, sedangkan hote yakni piring kayu sebagai tempat menyantap papeda.
Tradisi menyantap papeda dari satu piring sama dalam satu keluarga oleh masyarakat Sentani disebut sebagai helai mbai hote mbai, kata mbai berarti satu.
Istilah tersebut memiliki arti makan dalam satu keluarga dapat menjadi cerita yang bisa disimpan untuk masa depan anak dan cucu.
Jadi bagi masyarakat Papua, acara makan keluarga itu sebagai ikatan kekeluargaan sebagai ruang diskusi antara orang tua dan anak.
Baca Juga: Denada Tambunan Ungkap Manfaat Zumba untuk Kesehatan Jantung
2. Proses membuat papeda
Pembuatan papeda dengan bahan tepung sagu yakni caranya tepung direndam dalam air selema kurang lebih 15 menit.
Setelah direndam, pati yang mengendap diambil saja kemudian dicampur dengan air yang nantinya akan dibuat sebagai papeda.
Selain itu, ada pula cara lain untuk membuat papeda yakni dengan air panas atau dingin, sagu, air jeruk, dan garam.
Langkah yang harus dilakukan pertama-tama rebus air, dan diamkan hingga mendidih.
Sambil menunggu, siapkan sagu di baskom dan diberi perasan jeruk, garam, serta air dingin secukupnya.
Aduk hingga rata dan saring, lalu siram air yang sudah mendidih ke dalam sagu, aduk rata, hingga papeda siap disantap.
3. Ambil papeda dengan digulung
Mengambil papeda itu ada caranya sendiri ya, Kawan Puan yaitu digulung dengan sumpit atau garpu.
Pastikan masing-masing tangan memegang sumpit atau garpu, lalu ambil papeda dengan digulung-gulung.
Tentunya mengambil papeda itu tidak semudah menyendok nasi ya, Kawan Puan, hal ini dikarenakan papeda memiliki tekstur yang kental seperti lem, sehingga untuk memindahkannya perlu digulung.
Tak hanya itu saja, Kawan Puan juga tak perlu mengunyah papeda karena bisa langsung ditelan.
Baca Juga: Ini Dia 5 Cara Seru Melestarikan Kopi Agar Tidak Punah dan Lenyap
4. Disantap dengan ikan kuah kuning
Biasanya dalam menyantap papeda itu dilengkapi dengan makanan pendamping yakni ikan kuah kuning.
Selain ikan kuah kuning, adapun lauk pendamping lainnya seperti sayur ganemo, ikan goreng, dan kuah lalapan.
Wah, sepertinya sungguh lezat ya, Kawan Puan, apakah kamu tertarik untuk mencoba makanan khas Papua ini?
(*)
Penulis | : | Anna Maria Anggita |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR