Parapuan.co - Memiliki asuransi sangat penting untuk menjaga keamanan finansial dan mengantisipasi kemungkinan di masa mendatang.
Tak hanya asuransi kesehatan dan pendidikan, kini masyarakat juga semakin memahami pentingnya memiliki asuransi jiwa.
Asuransi jiwa adalah produk asuransi yang bertujuan memberikan uang pertanggungan kepada keluarga pemilik polis yang mengalami cacat permanen dan meninggal dunia.
Jika Kawan Puan punya asuransi jiwa, kamu perlu tahu apa saja risiko yang ditanggung dalam asuransi jiwa.
Hal ini untuk mengantisipasi kesalahan saat akan mengajukan klaim di kemudian hari.
Asuransi jiwa umumnya menawarkan berbagai keuntungan sebab bisa memberi perlindungan finansial bagi ahli waris hingga keluarga dari pemilik asuransi.
Manfaat asuransi jiwa meliputi santunan cacat total, cacat tetap sebagian, santunan tunai meninggal dunia, dana tabungan hingga nilai investasi.
Namun perlu Kawan Puan ingat, manfaat itu hanya bisa didapat oleh ahli waris jika pemilik asuransi jiwa mengalami risiko-risiko yang tercover pada polis asuransi.
Co-Founder Lifepal, Benny Fajarai, mengungkap beberapa risiko yang akan ditanggung oleh asuransi jiwa, apa saja?
Baca Juga: Bukan Penghasilan, 5 Hal Ini Harus Dipikirkan sebelum Pensiun Dini
1. Kerugian Akibat Kecelakaan
Manfaat pertanggungan akan diberikan jika pemilik asuransi mengalami risiko kecelakaan yang bukan karena faktor kesengajaan.
Misalnya ketika pemilik asuransi mengalami kecelakaan dalam perjalanan atau menderita penyakit tertentu.
Penyakit dan kecelakaan tentu bukan suatu kesengajaan dan juga tak bisa diprediksi.
Sehingga perusahaan asuransi juga wajib memberi ganti rugi atas kerugian yang dimiliki pemilik asuransi, sesuai perjanjian dalam polis.
2. Kerugian Nyata
Kerugian nyata adalah kerugian yang sifatnya jelas serta bisa diukur jumlah dan batas waktunya.
Berdasarkan kerugian nyata ini, perusahaan asuransi bisa menentukan kapan pemilik asuransi bisa mengajukan klaim asuransi atau kapan penanggung harus membayar klaim tersebut.
Besarnya uang pertanggungan umumnya ditentukan pada awal perjanjian asuransi. Makin tinggi nilai pertanggungan, semakin tinggi juga premi yang harus dibayarkan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Memilih Asuransi Kendaraan yang Tepat? Simak 4 Tipsnya
Contoh ketika pemilik asuransi mengalami kecelakaan hingga menyebabkan cacat total, di mana mengakibatkan pemilik asuransi tak bisa lagi mendapatkan penghasilan.
Kerugian ini bersifat nyata, maka perusahaan asuransi wajib memberikan manfaat sesuai perjanjian dalam polis, baik itu jumlah dan waktu pembayarannya.
3. Kerugian yang Signifikan
Kerugian signifikan merupakan kerugian yang menimbulkan beban berat, sehingga saat risiko terjadi bisa menganggu kondisi finansial atau keuangan.
Kerugian inilah yang kemudian bisa diasuransikan.
Contohnya ketika seorang atlet bulu tangis profesional mengalami kecelakaan sehingga tangannya cacat dan tak bisa lagi bermain bulu tangkis.
Dalam kasus ini tentu atlet tersebut akan kehilangan pekerjaan dan penghasilannya.
Sehingga atlet tersebut bisa mengasuransikan tangannya agar terhindar dari kerugian signifikan di masa mendatang.
Baca Juga: Apa Itu Asuransi Syariah yang Menawarkan Sharing of Risk ke Nasabah?
4. Kerugian yang Bisa Diprediksi
Risiko yang ditanggung asuransi jiwa juga harus bisa diprediksi tingkat kerugiannya, dengan melihat angka kemungkinan atau probability rate.
Sebagai contoh, perusahaan asuransi bisa mendata jumlah pemilik asuransi yang meninggal serta usia ketika dinyatakan meninggal dunia pada suatu wilayah.
Dengan perbandingan dan data populasi wilayah, maka bisa didapatkan tingkat mortalitasi untuk dimanfaatkan sebagai perhitungan tingkat premi asuransi.
“Asuransi jiwa merupakan salah satu produk yang memberikan manfaat terhadap ahli waris atau keluarga.
"Apabila pemilik asuransi mengalami risiko hingga menyebabkan kerugian besar atau kehilangan penghasilan, misalnya kematian, cacat tetap dan sebagainya," kata Benny
Ia mengatakan dengan asuransi jiwa, kita tak perlu khawatir akan nasib keluarga ketika pemegang asuransi meninggalkan keluarga terlebih dahulu.
Asuransi jiwa juga membantu supaya kehidupan ahli waris bisa berjalan, dengan adanya manfaat dari uang pertanggungan.
"Dengan begitu anak-anak tetap bisa sekolah, keluarga pun tetap bisa melanjutkan hidup dengan uang pertanggungan tersebut,” tutup Benny. (*)
Baca Juga: Untuk Pendidikan Anak, Ketahui 5 Perbedaan Asuransi dan Tabungan Ini
Penulis | : | Dinia Adrianjara |
Editor | : | Dinia Adrianjara |
KOMENTAR