Parapuan.co - Siapa di antara Kawan Puan yang kerap kebingungan dengan pijat tradisional ala Jawa dan Bali?
Bahkan, banyak orang yang mengira pijat tradisional ala Jawa dan Bali adalah hal yang sama.
Padahal ada beberapa perbedaan signifikan pada teknik dari dua pijat tradisional paling populer asal Indonesia ini.
Pijat Tradisional Jawa
Melansir dari PARAPUAN, pijat tradisional ala Jawa yang juga dikenal dengan sebutan urut ini terasa lebih intens.
Tekanannya biasanya lebih kencang dan menggunakan minyak atau hot oil pada sesi pijatnya.
Minyak pijat ini berfungsi untuk membantu mengurangi gesekan dan memberikan pengalaman yang lebih nyaman pada saat dilakukan pijat tradisional Jawa.
Karena stroke-nya yang intens, pijat tradisional Jawa pun bisa dikategorikan sebagai bentuk terapi jaringan dalam.
Selain itu, teknik pijatannya yang sangat intens, membuat pijat tradisional Jawa bermanfaat untuk menghilangkan rasa sakit.
Baca Juga: 6 Manfaat Swedish Massage bagi Tubuh, Bisa Atasi Kecemasan hingga PMS
Untuk tekniknya sendiri, para terapis akan menggunakan ibu jari dan jari-jarinya untuk menekan dan melingkari berbagai otot.
Namun sebelumnya, pada teknik pijat tradisional Jawa, gerakan stretching atau peregangan selalu mengawali sesi.
Adapun gerakan ini berfungsi untuk melemaskan otot yang kaku sebelum dipijat.
Pijat Tradisional Bali
Spa dan pijat ala Bali menjadi favorit wisatawan mancanegara, karena tekanan dan metodenya cocok bagi orang asing.
Seperti disampaikan oleh Ni Ketut Ary Karyani, Manager Paradise Spa yang ada di Prime Plaza Suites, pijat tradisional Bali menggunakan teknik pressure, explorise, dan oiling.
Ia juga menekankan bahwa secara garis besar, pijat tradisional Bali menggunakan tekanan pijat medium dengan titik-titik penekanan yang lengkap, mulai dari kaki hingga kepala.
Untuk diketahui, teknik penekanan pijat tradisional ala Bali ini biasanya menggunakan jempol dan telapak tangan bagian bawah.
Berbeda dengan teknik pijat tradisional dari daerah lainnya seperti remedial, thai, shiatsu, dan spot massages yang umumnya menggunakan sikut untuk penekanan.
Baca Juga: 6 Manfaat Swedish Massage bagi Tubuh, Bisa Atasi Kecemasan hingga PMS
Selain itu, pada pijat tradisional Bali bukan hanya bertujuan untuk melancarkan peredaran darah maupun energi, tapi juga untuk relaksasi.
Dan relaksasi itupun bisa diperoleh melalui teknik pijat dengan tekanan yang medium dan perlahan.
Termasuk juga membawa suasana sekitar yang dibuat setenang mungkin.
Metode pijat tradisional ala Bali di seluruh tubuh hingga kepala ini dilakukan selama kurang lebih satu jam.
Berbagai tempat spa biasa mengkombinasikannya dengan boreh khas bali, lalu perendaman tubuh dengan menggunakan berbagai rempah Indonesia.
(*)
Source | : | Parapuan |
Penulis | : | Citra Narada Putri |
Editor | : | Citra Narada Putri |
KOMENTAR