Grid.ID - Belum jelas apa yang membuat permainan Skip Challenge digandrungi para remaja dan kaum urban millennials.
Padahal permainan ini bisa menyebabkan cacat jangka panjang baik secara mental dan fisik, dan bahkan kematian.
Skip challenge atau pass out challenge adalah sebuah permaian yang tujuannya untuk mendapatkan sensasi “terbang” untuk sementara.
BACA JUGA: Fakta! Dari 2005 Sampai 2016 Skip Challenge Sudah Makan Korban Tewas, Ini Buktinya
Jika ditanya, jawabannya beragam. Ini dia kata mereka :
• Ikut-ikutan teman. Ada juga yang beralasan untu mendapatkansensasi “melayang” tanpa menggunakan obat terlarang.
• Sebagai sarana untuk menunjukkan emosi. Dengan permainan ini, mereka berharap bisa membuatnya lebih berani.
• Untuk pelarian dari realitas yang mereka hadapi.
• Untuk menyingkirkan stress, di rumah, sekolah,atau di lingkungan sosialitanya.
Caranya bermacam-macam, mulai dari menekan dada kuat-kuat, hingga yang lebih ekstrem, mengikatkan tali di leher. Duh!
Ingin tahu, seperti apa tanda-tanda anak yang telah bermain Skip Challenge?
BACA JUGA: Stop Skip Challenge! Sedikt Fun Tapi Lebih Banyak Bahayanya, Otak Bisa Rusak Juga Bisa Sampai Tewas
Perhatikan tanda yang dapat dikenali dengan mudah ini:
• Memar
• Biasanya tada memar pada leher dan bagian tubuh lainnya.
Nah, kamu perlu curiga, jika teman atau anggota keluargamu yang ikut permainan ini selalu berusaha menutupi lehernya. Karena bisa jadi ada memar akibat jatuh karenan pingsan, bekas cekikan, dan kegiatan fisik lain yang membahayakan.
Sakit kepala
• Penyuka permainan ini biasanya akan mengalami sakit kepala hingga beberapa hari setelah kejadian. Sakit kepala ini biasanya akan berdampak pada penglihatan.
• Mata merah
Mata mengesankan yang bersangkutan mengalami kelelahan, dan terlihat agak ranum.
• Penggemar Skip challenge tidak menyadari kondisi sekitar. Mereka telah mengalami disorientasi. Ia tampak bingung, sedang di mana posisinya, dan tidak tau siapa dirinya.
Yang bikin prihatin, jika permainan ini dilakukan terus menerus, bisa berbagai gangguan lain yang lebih fatal, baik secara mental dan fisik, dan dapat berakibat pada kematian.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |