Grid.ID - Besar dan kecilnya ukuran pinggul perempuan secara signifikan memang berkaitan dengan kebiasaan seks mereka.
Seperti yang dikemukakan dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Archive of Sexual Behavior.
Penelitian ini menguji sebanyak 148 perempuan usia 18 hingga 26 tahun di University of Leeds di Inggris.
Para peneliti mengukur lebar pinggul setiap peserta yang diteliti, untuk melihat apakah adanya jarak antara tulang panggul dengan pelvis.
Selain itu, mereka juga diberikan sejumlah pertanyaan mengenai sejarah hubungan seks mereka, termasuk kapan mereka kehilangan keperawanan, jumlah pasangan, serta hubungan emosional yang terjalin dengan pasangannya.
BACA JUGA: 5 Penyebab Perut Kamu Buncit Bergelambir, Nomor 4 Enggak Disangka-sangka
Para peneliti juga ikut mengukur jarak antara pinggul hingga pinggang mereka, guna mempertimbangkan apakah ada hubungan antara jarak tersebut dengan sikap atraktif mereka.
Secara mengejutkan, para peneliti ternyata menemukan fakta, lebar pinggul seorang perempuan ada korelasinya dengan seberapa banyak hubungan seksual yang dilakukan.
Tak hanya itu saja, bentuk dan lebar pinggul juga berkaitan dengan berapa orang ia pernah melakukan hubungan seks, berapa kali ia melakukan hubungan seks dalam hubungan yang sangat singkat, dan berapa kali ia melakukan hubungan seks selama setahun terakhir.
Penelitian ini juga menemukan adanya alasan kuat yang menghubungkan antara pinggul yang lebar dengan frekuensi seringnya seorang perempuan memiliki hubungan seks singkat.
BACA JUGA: Bahayakah Melakukan Seks Oral? Ini Penjelasan Dokter
"Kaum perempuan yang sering melakukan hubungan seks singkat ternyata memiliki pinggul yang lebih lebar dibandingkan perempuan lainnya yang memilih berhubungan seks dengan pasangan dalam hubungan yang cukup lama," ujar seorang peneliti.
Menariknya lagi, ukuran antara pinggul hingga pinggang yang diteliti tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap sejarah kehidupan seksual seseorang sama sekali.
Sehingga para peneliti mengatakan, korelasi ini sangat mengejutkan karena belum pernah diperkirakan sebelumnya.
"Sebelumnya kami berpikir, sejarah kehidupan seks seseorang hanya tergantung dari keinginan seseorang untuk melakukan hubungan seksual, bukan pada struktur tulangnya."
Maka, mengapa temuan ini ada? Para peneliti berkesimpulan pada sejarah evolusi: "Pinggul perempuan secara struktural diciptakan dengan risiko mengalami cedera fatal pada saat melahirkan.
Hal ini juga tergambar ketika perempuan melakukan hubungan seksual.
Namun ia mampu menanggulangi risiko cedera itu, sehingga akhirnya memengaruhi ukuran pinggulnya,"
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |