Grid.ID - Kabar mengejutkan datang dari unggahan Twitter dari sastrawan Indonesia, Goenawan Mohamad, Jumat (10/3/2017).
Pasalnya, di akun Twitter pribadinya, ia mengunggah foto yang menampilkan seorang ibu berbaju hijau sedang memegang foto seorang nenek.
Diketahui nenek yang ada di dalam foto tersebut bernama Bu Hindun dan ibu berbaju hijau adalah anaknya.
Berikut unggahan foto di akun Twitter Goenawan Mohamad @gm_gm.
"Alm. Ibu Hindun, wafat dan jenazahnya ditolak disholati di Setiabudi, Jkt, karena ia pendukung Ahok" tulis Goenawan Mohamad dalam keterangan fotonya.
Dilansir dari Tribunnews.com, jenazah yang ternyata bernama lengkap (Alm) Hindun binti Raisan (77) tersebut tidak disalatkan di Musala Al Mukmin, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Selasa (7/3/2017).
Putri bungsu almarhumah, Sunengsih atau yang akrab dipanggil Neneng (47), menduga penolakan itu disebabkan pilihan politik ibunda pada Pilkada putaran pertama, 15 Februari yang lalu.
Ia memilih pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat.
Pasalnya, pada saat pengambilan suara di Pilkada putaran pertama, sang ibunda terbaring lemah di karena penyakit pengapuran tulang dan darah tinggi.
Hal ini mengharuskan petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) harus datang ke rumahnya dengan membawa surat suara.
Karena sakit dan tidak bisa berjalan, Hindun mencoblos pilihannya disaksikan para petugas TPS yang membantunya di rumah.
Nasib yang kurang leboh sama, dialami Yoyo Sudaryo (56), warga RT 05/02 Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama.
Saat ditemui wartawan, Yoyo bercerita, pada Rabu (8/3/2017) malam sang ibu mertua meninggal dunia karena sakit.
Jenazah baru disalatkan Kamis (9/3/2017) siang setelah Yoyo terpaksa menandatangani surat pernyataan yang disodorkan Ketua RT 05 Makmun Ahyar.
Itu pun setelah jenazah terbengkalai sekitar satu jam.
"Rabu malam, saya punya ibu (mertua) meninggal, lalu saya lapor ke tetangga, ke Ketua RT ujar Yoyo di rumahnya, Jumat (10/3/2017) yang dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com.
Selanjutnya dkatakan, bahwa awalnya nggak ada masalah yang buat saya bimbang karena ketua RT-nya juga kenal yoyo dengan baik.
Ketika jenazah dimandikan dan dipakaikan kain kafan, juga enggak ada masalah.
"Siangnya, pas mau disalatin saya disuruh tanda tangan, yang bikin tulisannya Pak RT. Isinya bahwa saya berjanji akan mendukung pasangan Anies-Sandi di putaran dua nanti. Ada meterainya juga," beber Yoyo.
Yoyo juga mengatakan, surat pernyataan tersebut tidak diketik, melainkan hanya berupa tulisan tangan di atas selembar kertas.
Karena tak tega jenazah sang ibu mertua terbengkalai, dia pun akhirnya membubuhkan tandatangan di atas selembar kertas itu.
"Awalnya sih, saya nggak curiga, lagi kesusahan nggak nyangka nggak mau disalatin. Menurut saya mau pilih siapa itu urusan saya sama Tuhan. Tapi yang penting ibu saya disalatin," bilang Yoyo.
Beberapa saat, setelah Yoyo mengguratkan tandatangannya, barulah jenazah ibu mertuanya disalatkan dan akhirnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir.
Dikatakan Yoyo, sebenarnya dia dan keluarganya tidak pernah mengungkapkan sebagai pendukung paslon tertentu.
Bahkan, sang ibu mertua tidak ikut memilih dalam putaran pertama 15 Februari lalu karena sudah uzur.
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini