Grid.ID - Macet sudah menjadi makanan sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia.
Apalagi ditambah banyaknya proyek infrastruktur jalan membuat kondisi macet semakin parah, terutama pada jam-jam sibuk.
Bagi warga Jakarta, macet sudah masuk dalam budaya hidup keseharian mereka.
Tapi, budaya ini punya pengaruh buruk terutama dalam hal psikologis dan kesehatan jiwa seseorang.
Kesimpulan ini disampaikan oleh Roslina Verauli, Psikolog Anak dan Keluarga ketika dijumpai KompasOtomotif, Sabtu (12/9/2015).
Menurut Vera, kemacetan merupakan salah satu dari beberapa faktor penyebab stres penduduk kota besar.
Efeknya juga bukan hanya kepada individu tapi juga orang lain atau lingkungan terdekat.
Lebih parah lagi, itu akan berpengaruh kepada kesehatan badan dalam jangka waktu dekat maupun panjang.
"Stres, frustasi, dan juga selalu timbul rasa tertekan adalah efek dari kemacetan,” terang Vera.
“Situasi ini juga pastinya tidak dialami satu kali atau dua kali, tapi hampir setiap hari, sedangkan tubuh kita tidak dirancang untuk bisa menahan stres dalam jangka waktu yang lama," ujar Vera.
Setiap individu, kata Vera, memiliki respons yang berbeda-beda terhadap tekanan psikologis dari kondisi macet.
Ada yang hanya mengeluh, mengeluarkan teriakan-teriakan dan ada pula yang menanggapinya dengan emosional.
Masyaallah! Presiden Prabowo Beri Hadiah Rp 100 Juta untuk Mbah Guru yang Viral Ngajar Matematika Lewat Tiktok, Netizen Ikut Girang