Grid.ID – Kamu mungkin takkan tega untuk membaca kalimat demi kalimat dalam artikel ini.
Betapa tidak, Bunga seorang gadis cilik berusia 12 tahun asal Cipto Mangunkusumo, Samarinda, harus rela menelan kepahitan yang begitu mendalam di sepanjang hidupnya.
Apa yang terjadi pada Bunga, tidak boleh kembali terulang pada wanita atau anak Indonesia mana pun.
BACA JUGA (Mengerikan, Perempuan Ini Dibuang ke Kolam Berdarah Setelah Diperkosa dan Dibunuh)
Semuanya berawal di tanggal 16 Februari tahun 2017 saat Bunga tidak menaruh curiga atas tipuan dari kenalan orangtuanya yang biasa main ke rumahnya.
Bunga tidak tahu bahwa kenalan orangtuanya tersebut adalah penjahat keji.
Menurut si penjahat, Bunga harus menyusul ibunya yang sudah menunggu di Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Merasa sudah mengenal orang tersebut, Bunga langsung ikut bersamanya.
Namun sayang, Bunga justru harus mendulang peristiwa miris yang mendatangkan pengalaman paling traumatis.
Berikut kronologisnya, seperti yang dikutip Grid.ID dari Tribunnews.
14 Maret 2017 – Bunga menghilang, ini pengakuan Rs, ayah Bunga (38)
"Sejak itu anak saya menghilang, saya sudah berusaha mencari-cari.”
“Akhirnya saya ketahui kalau teman saya juga yang bawa anak saya.”
“Di situ saya langsung cari pelaku.”
20 Februari 2017 - “Saya dapat pelaku, tapi anak saya belum ketemu.”
BACA JUGA (Begini Keadaan Gadis yang Sering Diperkosa Ayah Tiri dan Disekap Ibunya Selama 5 Tahun Itu)
28 Februari 2017 - Bunga ditemukan warga di sekitar kawasan Gunung Lipan.
Setelah bertemu dengan orangtuanya, pengakuan Bunga sungguh mengenaskan.
Ia menceritakan bagaimana ia dioper-oper dari sopir angkot satu ke yang lainnya, hingga 13 orang.
13 Maret 2017 – orangtua Bunga melaporkan ke Mapolresta Samarinda.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah yang dialami Bunga.
Sudah menderita diperkosa, menurut cerita ibunya yang setia mendampingi selama pemeriksaan, Bunga juga dipaksa menghisap narkoba jenis sabu.
Diperkirakan juga Bunga menjadi korban praktek perdagangan manusia.
Saking geramnya, ayah Bunga bertekad akan mencari pelaku sampai ketemu.
Selain pihak kepolisian, Dinas Pemberdayaan Perempuam dan Anak, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Samarinda pun ikut terlibat dalam penanganan kasus ini.
Semoga para pelaku segera ditangkap dan dihukum yang seberat-beratnya. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |