Grid.ID - Google kembali membawa startup lokal pilihan untuk berguru ke markas besarnya di Mountain View, San Francisco, AS, melalui program Launchpad Accelerator ke-3.
Ada enam startup pilihan yang menjadi perwakilan Indonesia, yakni Snapcart, Qlue, iGrow, Jurnal, Ruma, dan Picmix.
Keenamnya merupakan startup lintas sektor yang berusaha mempermudah kehidupan manusia, baik di bidang pertanian, manajemen keuangan, transportasi, jejaring sosial, hingga layanan pengeditan foto.
Mereka baru saja kembali ke Tanah Air pada Februari lalu setelah dua minggu "ditempa" oleh pakar teknologi berpengalaman dari Google. Keenam perwakilan startup mengaku mendapat pelajaran berharga untuk mengembangkan usaha rintisan digital.
"Pengalaman paling berharga adalah interaksi dengan para mentor," ujar founder sekaligus CEO Snapcart, Reynazan Royono, di sela-sela media gathering Google di The Hook, Jakarta yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
"Sebelum kami ke sana, kami sudah berkomunikasi via internet, mereka menanyakan kebutuhan kami dan benar-benar membantu mencarikan solusi," imbuhnya.
Snapcart adalah aplikasi selular yang memberikan cashback kepada pembeli setelah memindai bukti pembayaran mereka. Snapcart mengumpulkan sejumlah data pembelian, menganalisis, dan menawarkan hasil analisisnya kepada brand secara real time.
Kesan yang sama juga didapat founder sekaligus CEO Ruma, Aldi Haryopratomo. Ia merasa “kecil” setelah bertemu orang-orang berpengalaman di Google.
“Kami rata-rata sudah membangun startup selama dua hingga tiga tahun. Kami merasa sudah berpengalaman," kata Aldi.
"Tetapi di sana, ternyata mata kami terbuka bahwa banyak kekurangan pada layanan kami. Hebatnya, kami dibantu berpikir memecahkan berbagai masalah itu selama dua minggu,” ia menuturkan.
Ruma adalah perusahaan yang memperkenalkan sistem bisnis berbasis teknologi pada pengusaha mikro. Bisnis yang ditawarkan pada pengusaha mikro antara lain ialah layanan berbasis transaksi seperti penjualan pulsa, layanan pembayaran tagihan, serta layanan keuangan.
Secara garis besar, pelajaran yang diperoleh oleh para perwakilan startup Indonesia adalah tentang strategi pemasaran, penghitungan bisnis, pemanfaatan tools teknis, user experience dan user interface alias UI/UX, hingga pembentukan iklim kerja yang nyaman.
Membangun jaringan
Selain mendapat ilmu baru dari pakar startup, peserta Launchpad Accelerator juga punya kesempatan membangun jaringan dengan startup dari negara lain yang juga ikut Launchpad Accelerator, seperti India, Thailand, Brazil, Meksiko, Malaysia, dan Vietnam.
"Saya suka space yang disediakan Google di sana. Kami bisa berkolaborasi dengan pelaku startup," kata founder iGrow, Andreas Senjaya.
Bahkan menurut Andreas, ada startup dari Brasil yang mau membuka channel iGrow dengan petani di negara asalnya.
"Pertumbuhan startup kami tak melulu fokus di dalam negeri, tapi juga bisa ekspansi ke negara lain," kata Andreas.
iGrow merupakan startup asal Depok yang membantu petani yang menganggur, lahan yang tak terpakai, dan para investor untuk dapat menghasilkan makanan organik dengan kualitas tinggi serta pendapatan yang berkelanjutan. Layanan ini berbasis perangkat lunak manajemen pertanian.
Keenam startup dipilih sebagai "wajah" Indonesia di kancah global atas beberapa pertimbangan. Antara lain basis pengguna yang sudah stabil, cara pemecahan masalah lokal yang unik, serta tim yang kokoh.
Selain mendapat kesempatan jalan-jalan sambil belajar selama dua minggu di markas Google, para startup juga akan tetap dibimbing selama enam bulan ke depan oleh para mentor. (*)
Masing-masing startup juga mendapat pendanaan tanpa ekuitas dari Google senilai 50.000 dollar AS atau setara Rp 666 juta.
Source | : | www.kompas.com |
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |