Mereka percaya, warna hitam dan putih juga disebabkan oleh pola makan yang buruk.
Panda hanya memakan bambu dan tidak mampu mencerna banyak tanaman.
Artinya, panda tidak pernah bisa menyimpan cukup lemak untuk hibernasi selama musim dingin, seperti yang dilakukan spesies beruang lain.
Panda harus aktif sepanjang tahun, dan berpindah di habitat yang berbeda.
Yang menarik adalah, warna hitam pada muka panda justru tidak digunakan untuk menyamarkan diri dari predator.
Peneliti menduga, pola pada muka panda justru berfungsi untuk berkomunikasi.
Lingkaran hitam di muka membantu mereka mengenali satu sama lain atau merupakan sinyal agresivitas terhadap kompetitor mereka.
“Rumit memahami mengapa panda punya motif warna demikian, sebab hampir tak punya kesamaan dengan mamalia lain,” kata Profesor Tim Caro, peneliti Departement of Wildlife, Fish and Conservation Biology UC Davis kepada Daily Mail, Jumat (3/3).
Meski demikian, penelitian ini menjadi sangat penting.
Karena lewat riset ini, kamu bisa melihat bahwa setiap warna di bagian tubuh panda, dan hewan-hewan lainnya, punya fungsi masing-masing.
Memang dibutuhkan ratusan jam kerja keras untuk menjawab dari sebuah pertanyaan sederhana, mengapa panda berwarna hitam dan putih.
“Ini merupakan sebuah pekerjaan yang amat berat bagi tim kami, menemukan dan mencetak ribuan gambar dari 10 area yang berbeda untuk menemukan 20 kemungkinan warna,” tambah Ted Stankowich, peneliti lain yang berpartisipasi.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Behavior Ecology, terbit pada Maret 2017 ini. (*)