Grid.ID - Tempat tinggal yang nyaman adalah idaman setiap keluarga, tak terkecuali bagi Saban (60), warga Terbanggi Besar, Lampung Tengah ini.
Di lokasi yang akan dijadikan Pintu Tol Trans-Sumatera Terbanggi Besar-Bakauheni, dan ruas Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Sumatera Terbanggi Besar, Lampung Tengah inilah Saban dan keluarganya tinggal.
Jangankan tempat tinggal yang nyaman, tinggal di rumah sangat sederhana pun hanya impian belaka.
BACA JUGA (MIRIS! Wanita Pengidap Penyakit Tumor di Wajah Dijadikan Bahan Taruhan! )
Bersama istrinya, Trihawati (40), dan ketiga anaknya, mereka menempati bangunan sisa reruntuhan berukuran 3x6 meter persegi.
Kondisi bangunan reyot itu sudah mereka huni sekitar lima bulan, sejak angin kencang menyambar rumah mereka, sekitar 5 bulan lalu.
Untuk memperbaiki kerusakan tidak ada dana, sebagai tulang keluarga Saban memiliki keterbatasan.
Cacat pada kakinya akibat akibat kecelakaan yang ia alami saat masih kecil, membuatnya tak kuat lagi untuk bekerja keras mencari uang.
BACA JUGA (Kasihan Gadis Cilik Ini Kelihatannya Cuma Kena Luka Kecil, Ternyata Sampai Butuh Operasi Jantung)
Pekerjaannya saat ini hanya bergantung dari usaha tambal ban.
Peralatan yang digunakan pun juga dari pemberian orang lain.
Apa boleh buat, selain harus berdesak-desakan, mereka harus tinggal bareng hewan piaraan ayam dan kambing punya orang lain.
Di rumah beratap terpal itu, istri dan dua anaknya tidur di atas kasur kapuk, sedangkan Saban tidur di kursi dari batang kayu, sambil menjaga hewan ternak.
Karena atap rumah dari terpal, maka ketika hujan istri dan anak Saban sering mengungsi ke tetangga.
BACA JUGA (Lika-liku Rumah Tangga Tommy Kurniawan: Ditentang Mertua, Jatuh Miskin, Bercerai di Pengadilan )
Bersyukur, kisah Saban dan keluarganya sampai di telinga Bupati Lampung Tengah, Mustafa.
Mustafa pun langsung berkunjung ke lokasi dan berjanji akan memerioritaskan penanganan kemiskinan keluarga Saban. (*)