Grid.IdD - Punya orangtua kedua ‘mertua’ memang gampang-gampang susah.
Selain perbedaan karakter, sikap, prinsip, budaya dan jenjang usia, membangun hubungan yang harmonis antara mertua dengan menantu memang bukan perkara sepele.
Anda yang mungkin sekarang ini sedang berpolemik dengan mertua juga mungkin paham betul bagaimana kondisi sebenarnya.
Bagi si mertua, ada hal-hal krusial mengenai pernikahan anaknya yang harus diberi tahu dan dicampuri agar rumah tangga si anak kesayangan dirasa sejalan dan lancar dengan apa yang diinginkannya.
Di sisi lain, bagi si menantu, ada batasan dimana orangtua kedua ini dianggap terlalu mengambil bagian padahal tidak diminta pendapat atau pertolongan.
Ujung-ujungnya, terjadi ‘perang dingin’ antar keduanya yang bahkan sampai pada sikap tidak ingin bertemu jika tidak terpaksa.
Ini yang dianggap keliru oleh psikolog Ayoe Sutomo ketika ditanya perihal mertua yang terlalu ikut campur urusan rumah tangga Anda dan pasangan.
(Baca Juga: Hati-Hati, Liat Kisah Rumah Tangga di 'Newlyweds Diary' Bisa Bikin Kamu Pengen Kawin Muda)
“Sebenarnya masalah ini normatif terjadi pada setiap pasangan. Ada pasangan yang masih santai dan ‘nerima’ saja orangtua ikut campur soal urusan pengasuhan anak, ada yang juga tidak. Pada prinsipnya, sebagai anak menantu kita diwajibkan jangan cepat ‘baper-an’.
Anggap saja omongan mertua sebagai masukan positif. Toh, sekedar di’iya’kan tidak masalah demi menghormati mertua yang juga jadi orangtua kita,” terang Ayoe.
Tentang sejauh mana keterlibatan orangtua atau mertua dalam urusan rumah tangga anaknya.
Ayoe mengungkapkan jika itu sah-sah saja dilakukan asal dalam koridor menyampaikan yang baik dan tidak bersifat memaksa.