Grid.ID- Pendaratan darurat pesawat tempur AS di Aceh cukup mengejutkan.
Apalagi alasannya karena kerusakan mesin.
Pesawat AU AS tipe Boeing 707 itu rencananya akan menuju Guam.
Tiba-tiba saja dalam perjalanannya mengalami kerusakan, hingga terpaksa mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh.
Karena awak pesawat tidak semuanya membawa paspor, maka mereka pun sempat ditahan sampai Kedutaan Besar AS menyediakan dokumen dan surat-surat keimigrasian.
BACA JUGA (Kopilot Wanita Garuda Indonesia Ini Tuai Pujian Setelah Shalat di Kokpit Pesawat, Ini Pujiannya)
Kini setelah dikirim suku cadang dari negeri asalnya, pesawat tersebut tengah dalam perbaikan.
Yang bikin penasaran, walaupun sepintas pesawat itu mirip pesawat Boeing 707 biasa, tapi kalau dilihat lebih teliti lagi, tetap beda lho.
Ada sejumlah antena dan tonjolan yang tidak biasa, letaknya di sisi atas dan samping fuselage pesawat.
Ini menandakan bahwa pesawat tersebut bukanlah pesawat penumpang atau kargo biasa.
Bisa dipastikan juga kalau Boeing 707 tersebut adalah pesawat misi khusus.
Sebagaimana dikutip Grid.ID dari angkasa.co.id, pesawat itu memiliki nomor seri AF 62 582 itu.
Maka bisa dipastikan pesawat ini adalah WC-135B Constant Phoenix.
Program Constant Phoenix yang sudah digagas sejak 1947 bertujuan untuk mendeteksi jejak ledakan nuklir yang bisa ditimbulkan oleh detonasi bom nuklir atau hidrogen.
BACA JUGA (Waduh, Gara-Gara Burung, Indonesia Terancam Didenda Rp 93,1 Milyar)
Program ini bertujuan untuk meyakinkan AS mengenai kapabilitas senjata nuklir negara-negara pemiliknya, seperti Uni Soviet, Tiongkok, Perancis, dan Korea Utara yang acap menyembunyikan program senjata strategisnya itu.
Tapi harap diingat, walaupun dioperasikan oleh wing intai, jangan lantas menuduh kalau pesawat AU AS tersebut punya tujuan mengintai Indonesia loh! (*)