Grid.ID - Kaus kematian Akbar bin ramli yang tewas ditelan piton besar terus menjadi perhatian luas.
Tak hanya di Indonesia, media-media internasional juga mengulasnya.
Sebab, ular piton menelan orang dewasa termasuk langka.
(BACA JUGA: Piton Menyebar di Sulawesi dan Sekitar, Seperempat Penduduk Suku Ini Pernah Diserang Piton)
Petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, dimangsa ular piton atau sanca kembang atau sanca batik pada Senin (27/3/2017).
Saat ngeri mengikuti kasus Akbar, tiba-tiba di Bali juga digegerkan seekor ular piton besar berukuran 3,5 meter.
Penemuan itu terjadi pada malam Nyepi, atau Selasa (28/3/2017).
Beruntung ada perempuan bernama Komang Sri Muliastini.
(BACA JUGA: 11 Fakta Terkini Akbar Dimangsa Ular Piton, Salah Satunya Bukan Ukuran Terbesar)
Seperti dilansir Tribun Bali, dengan tenang dan tanpa rasa takut, dia mampu menaklukkan ular piton tersebut seorang diri.
Ia memegang tubuh ular piton yang ditemukan di Banjar Beringkit, Desa Beringkit Belayu, Kecamatan Marga.
Ular piton yang sempat menghebohkan warga di Banjar Bringkit saat malam Nyepi itu saat ini masih menunggu pihak yang mau mengadopsi untuk memeliharanya.
Sebelumnya diketahui oleh Pak Kayun warga Banjar Beringkit yang curiga anjing ribut di tegalan dekat kandang babi, setelah di cek ditemukan ular ini,” kata Komang Sri Muliastini, Selasa (29/3/2017).
(BACA JUGA: INFOGRAFIS : Akbar Ternyata Diseret Ular Piton Sejauh 10 Meter Sebelum Ditelan Bulat-bulat dari Kepala Hingga Kaki )
Perempuan 24 tahun yang tinggal di Banjar Jebaud, Desa Beringkit itu kini masih menunggu orang yang mau mengadopsi ular yang ditempatkan di kandang anjing dengan mulut diplester di rumahnya itu.
“Kakak bilang masih tunggu orang yang mau mengadopsi ular ini,” terangnya.
Komang Sri yang memiliki rambut panjang dan lurus itu menyebutkan, saat penemuan ular, kakaknya yang juga seorang pecalang banjar itu diberitahu melalui radio amatir terkait adanya ular piton di sekitar kandang babi warga di banjar tetangga.
Made Muliardana yang sejak remaja senang menangkap ular langsung ke lokasi penemuan.
(BACA JUGA: Tragisnya Akbar Pria Mamuju Sulawesi Barat dimangsa Ular Piton Mendunia, Ini Kata Mereka)
“Saat dapat informasi di radio amatir kakak saya langsung ke sana. Sejak remaja memang senang tangkap ular, saya juga diajari agar tidak takut dengan ular,” ujarnya.
Made Muliardana sehari-hari bekerja sebagai staf kantor Desa Beringkit Belayu.
Saat bertandang ke rumahnya, Ia sedang pergi ke Denpasar.
“Di sekitar sini memang banyak ular, apalagi piton. Beberapa bulan lalu kakak saya juga menangkap ular piton di sawah dengan ukuran lebih kecil,” ungkap Komang Sri. (*)
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |