Grid.ID - Kematian Muhammad Akbar bin Ramli yang ditelan ular piton pada enin (27/3/2017) mengagetkan dunia.
Kasus itu juga memunculkan banyak kisah tentang ular dan manusia.
Jika Akbar menghebohkan karena ditelan ular, Graeme Gow menghebohkan karena tetap hidup walau digigit ular berkali-kali.
Memang, Gow belum pernah ditelan ular besar.
(BACA JUGA: Warga Cemaskan Aksi Balas Dendam Kawanan Ular Piton Pembunuh Akbar, Masih Banyak yang Berkeliaran)
Namun, dia sudah 146 kali digigit ular sangat, bahkan paling berbisa di dunia.
Hebatnya, dia tak pernah mati oleh gigitan itu. Dia meninggal dunia pada 2005 justru karena serangan kanker.
"Sayalah orang yang paling sering digigit ular di Australia, mungkin malah di seluruh dunia," ungkap Graeme Gow seperti ditulis Intisari pada edisi Maret 1995.
Misterius, itu kata yang menjelaskan kasus Graeme Gow.
Sebab, tak ada yang tahu kenapa dia bisa kebal terhadap bisa ular yang sangat berbahaya sekali pun.
"Padahal darah saya telah diuji para ilmuwan bertahun-tahun," katanya.
(BACA JUGA: Merinding dan Mengharukan, Ini Lho Mimpi Akbar Sebelum Ditelan Ular Piton)
Gow memang sangat mencintai ular. Sebab itu, dia berusaha mengenal semua ular, termasuk yang berbisa.
Dia bahkan mencurahkan hidupnya untuk mempromosikan keberadaan satwa melata itu agar dilindungi.
Dia terus berusaha menemukan jenis-jenis langka atau baru untuk diselamatkan agar tak punah.
"Banyak orang menganggap ular berbahaya dan menjijikkan," tuturnya.
"Tapi, bagi saya, gerakan ular itu bagaikan lantunan puisi, sangat luwes dan karismatis. Sepanjang malam pun saya bisa menghabiskan waktu untuk memandangi binatang itu," tambahnya.
(BACA JUGA: Kini di Sulawesi Ular Piton dan Manusia Saling Santap, Akbar Korban Termutakhir)
Di setiap ruangan rumahnya di Humpty Doo, dekat Darwin, Australia, banyak ular peliharaannya.
Ini bagian dari Graeme Gow's Reptile World and Research Centre di kebunnya yang terbuka untuk umum.
Tujuh belas dari 20 ular paling berbisa di dunia ada di Australia dan termasuk dalam koleksinya.
Dia juga melakukan penangkaran lebih dari 350 spesies, termasuk ular yang paling mematikan di dunia: inland atau western taipan.
Untuk menanganinya, Gow mengakui harus ekstra hati-hati, termasuk saat dia berpose untuk difoto.
"Bila dia sampai menggigit pembuluh vena atau arteri utama, kita tidak akan bisa bertahan hidup lebih dari lima mehit," bisiknya, sambil membelai ular sepanjang 2 meter yang melilit pergelangan tangan dan lengannya.
"Ular ini merupakan puncak lambang kekuatan ... makhluk yang luar biasa. Yang ini sudah sangat mengenal saya. Dia tahu sentuhan saya. Dia tahu saya tidak akan menyakitinya."
"Tapi saya tetap tidak boleh sembarangan. Harus selalu waspada," tegasnya.
(BACA JUGA: Ini Cara Warga Tetangga Akbar Menangkal Ular Piton Balik Menyerang)
Tingkat kefatalah gigitan ular, menurut Gow, berkaitan dengan kemampuan ular itu untuk mengendalikan jumlah bisa dalam gigitannya.
"Banyaknya bisa yang dikeluarkan tergantung tingkat kecemasan ular itu," tekannya.
"Seekor ular yang mematikan dapat menyerang dengan ganasnya tanpa mengeluarkan bisa sama sekali. Atau, mengelugrkannya dalam jumlah sangat sedikit. Tapi bila jiwanya terancam, dia dapat menyemburkan banyak bisa."
Gow sering sekali melakukan telaah ilmiah tentang ular, menulis artikel ilmiah, menjadi pembawa acara program TV tentang pengetahuan alam dan hayati, sering dikontrak sebagai pawang ular dalam pembuatan film, termasuk Crocodile Dundee dan Mad Max.
(BACA JUGA: Tak Hanya Akbar, Dua Bocah Ini Juga Menjadi Keganasan Ular Piton)
Dia juga menjadi konsultan pemerintah soal gigitan ular, kurator kehormatan tentang reptil untuk Museums and Art Galleries di Northern Territory, dan mitra peneliti dan California Academy of Sciences.
Dia bersahabat dengan ular selama 40 tahun, wajar sudah mengalami 146 kali gigitan, akibat kurang
berhati-hati.
Namun, ular tetap dibelanya.
"Setiap kali bukan ular yang salah, tapi merupakan kesalahan atau ketakaburan saya sendiri," simpul Gow.
Beberapa kali ia nyaris terbunuh karena takabur. "Tiga gigitan taipan dalam satu waktu nyaris membawa saya ke kematian," kenangnya.
"Taipan mematikan karena bisanya mencegah penggumpalan darah. Tapi herannya darah saya bisa menggumpal ketika saya sudah dalam keadaan lumpuh dan kritis."
Selama ini ilmu-kedokteran belum pernah mencatat satu contoh korban gigitan ular yang bertahan hidup begitu ia terserang.
Para pakar medis Australia masih mencoba menyelidiki mengapa Gow tetap hidup.
(BACA JUGA: Ngeri Akbar Ditelan Piton, Perempuan Ini Malah Santai Menangkap Piton Besar)
Barangkali darahnya bisa memberikan petunjuk penting guna menemukan serum untuk gigitan tersebut.
Yang lebih luar biasa, hanya 6 minggu setelah gigitan taipan yang mengancam jiwanya, Gow disambar salah satu dan ular berbisa terbesar dalam koleksinya yang mematikan.
"Saya tak mau diberi serum lagi," katanya. "Sebab setelah digigit taipan, saya menerima dosis serum yang amat banyak. Terbanyak yang bisa diterima tubuh manusia. Akibatnya, selama 48 jam saya benar-benar menderita," ujarnya.
"Bisa itu langsung menyerang tulang saya."
"Andaikata saat itu memegang kapak, pastilah saya potong pergelangan tangan saya. Tapi begitu masa kritis berlalu, tidak ada lagi tanda-tanda bisa di dalam darah saya."
"Sampai sekarang dokter masih meneliti penyebabnya. Tes menunjukkan saya memang memiliki kekebalan sampai tingkat tertentu terhadap beberapa jenis ular, walaupun tidak kebal sepenuhnya."
Meski berkali-kali selamat, Gow bukannya sama sekali tanpa cedera.
Pembuluh vena di leher dan lengannya tampak menonjol menandakah tekanan darah cukup tinggi.
Yang paling ditakuti Gow adalah gigitan dari jenis ular coklat.
(BACA JUGA: Piton Menyebar di Sulawesi dan Sekitar, Seperempat Penduduk Suku Ini Pernah Diserang Piton)
"Pada hari panas, ular coklat cepat sekali mengeluarkan bisa bila diserang ular lain. Kebanyakan ular punya sifat pendiam atau menghindar, kecuali jika diserang," jelasnya.
"Tapi yang satu ini bakal menyerang meski kita masih berada 10 m darinya sambil mengaktifkan kelenjar bisa. Bila kena, tamatlah riwayat kita."
Sedikitnya ada 27 spesies ular baru, termasuk piton Owen Petty dan piton karpet Centranian yang diakui sebagai temuan Gow.
Dia juga mengaku telah memberi ilmuwan lain bukti dari sekitar 100 yang lain.
Sayangnya, rahasia kenapa Gow tetap hidup meski mendapat banyak gigitan ular biasa, belum terungkap.
Padahal, dia tak pernah sengaja membina kekebalan tubuhnya. Itu semua masih misteri dan keajaiban alam, pun anugerah Tuhan.
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |