Grid.ID - Lama menikah, dan belum juga dikaruniai momongan?
Setelah menjalani terapi kehamilan dan belum juga menunjukkan hasil, kamu mungkin akan disarankan dokter untuk menjalani program bayi tabung.
Program ini dirasa cukup menjanjikan, meskipun tingkat keberhasilannya tidak 100 persen.
Selain itu, biayanya yang cukup mahal juga membutuhkan pertimbangan tersendiri agar tidak kecewa jika nantinya gagal.
Sebelum memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung, sebaiknya kamu mencari keterangan selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya.
Jangan sampai, kamu komplain lantaran program yang awalnya seharga Rp 20 juta tapi setelah dijalani kok malah meningkat jadi Rp50 juta.
Lalu, mengapa biaya program bayi tabung mahal?
Dikutip dari Nakita.id oleh Grid.ID, satu hal yang perlu diketahui, dari harga total program bayi tabung, maka sekitar 60% terpakai untuk obat-obatan stimulasi yang masih impor.
Sedangkan 30% sampai 10% digunakan untuk media kultur, laboratorium, pemeriksaan, USG, transfer embrio, dan lainnya.
Contoh, jika program bayi tabung yang diikuti membutuhkan biaya sebesar Rp 70 juta maka yang Rp 50 juta akan terpakai untuk obat stimulasi.
Semakin mahal harga paket, makin besar kesempatan kita mendapatkan telur yang lebih banyak.
Namun, pengalaman Klinik Family Fertility Center (FFC) dari RS Family Pluit, Jakarta, sejak melakukan pelayanan bayi tabung dari 1988, selain kuantitas (jumlah) sel telur, yang juga penting adalah kualitas sel telur itu sendiri.
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |