Laporan Wartawan Grid.ID, Kama Adritya
Grid.ID – Hollywood kini mulai merambah Jepang, baik itu dari komik-komiknya maupun dari film-film anime (kartun).
Kali ini giliran komik dan anime karya Masumune Shirow, yaitu Ghost in The Shell.
(BACA JUGA: REVIEW FILM – GET OUT, Kandidat Film Horor Terbaik)
Ghost in The Shell meraih kesuksesan di Jepang dan berbagai belahan dunia yang mengadaptasi anime maupun komik dari Jepang.
Kesuksesan tersebut melahirkan sekuel dan spin off dari Ghost in The Shell, oleh karena itu tak heran jika kemudian Hollywood pun tertarik untuk mengadaptasinya.
Rupert Sanders yang merupakan sutradara pembuat iklan dan kemudian membuat film Snow White and The Huntsmen menjadi orang yang ditunjuk untuk menggawangi pembuatan film ini.
Film ini bercerita di masa depan di mana robot dan tranplantasi cyber adalah hal yang lumrah.
(BACA JUGA: Perkenalkan, Tunggangan Si Cantik Scarlett 'Black Widow' Johansson, di Film Ghost in The Shell)
Alkisah ada seseorang yang menjalani operasi tranplantasi otak ke tubuh cybernetik untuk pertama kalinya, dan hal tersebut mengubahnya menjadi robot super tapi berjiwa manusia yang dinamakan Major Mira.
Scarlett Johansson dipilih untuk memerankan Major dan memicu protes atas keputusan ini.
Banyak orang protes karena dengan dipilihnya ScarJo, ini sama saja dengan memutihkan karakter Asia dengan karakter bule (whitewashing) sebagaimana sering dilakukan oleh Hollywood.
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya