Grid.ID - Seorang siswa SMA Taruna Nusantara Magelang, Kresna Wahyu Nurachmad, tewas di kamar asramanya.
Tepatnya Barak G17 Kompleks SMA Taruna Nusantara Magelang, Jumat, (31/3/2017) sekitar pukul 04.00 WIB.
SMA Taruna Nusantara atau biasa juga disebut Tarnus atau TN) adalah sekolah menengah tingkat atas berasrama yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
Ide pembuatan sekolah menengah atas berbasis semi-militer ini dicetuskan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan saat itu, Jenderal LB Moerdani pada tanggal 20 Mei 1985 di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta.
SMA TN diresmikan oleh Pangab (Panglima Angkatan Bersenjata) Jenderal Try Sutrisno pada tahun 1990.
Hingga saat ini, Kepala Sekolahnya pun masih dipegang oleh Brigjen Purnawirawan TNI.
Kampus yang menempati lahan seluas 18.5 hektar dan terdiri dari komplek akademis, asrama siswa, dan komplek perumahan pamong (guru), di atas tanah milik Akademi Militer.
Awalnya sekolah ini hanya menerima siswa namun enam tahun kemudian sekolah ini akhirnya menerima siswi.
Keluarga siswa yang bersekolah di SMA TN, Fani menyebutkan setiap barak di sekolah ini memiliki sekat dua kamar tidur.
"Baru tadi malam saya menjenguk saudara saya, jam setengah 8 sampai setengah 9 malam, biasanya ramai ini sepi, saya tanya karena malam jumat," katanya Jum'at (31/3) dikutip Grid.ID dari TribunJateng.com.
Setia harinya, siswa dan siswi melakukan kegiatan sehari-harinya di barak ini baik makan, belajar dan istirahat.
Selama penerimaan murid baru, sekolah ini juga selalu menjalani pendidikan dasar dan kepemimpinan di Yogyakarta.
Tak heran, sosok KW dinilai pemberani dan tak bayak tingkah melihat ia memang dididik di institusi yang mengedepankan kedisiplinan.
Namun naas, salah satu oknum siswa di sekolah ini mencoreng citra buruk sekolah ini dengan membunuh temannya sendiri.
Humas SMA Taruna Nusantara, Cecep Iskandar juga menjelaskan kalau KW, korban pembunuhan adalah sosok anak baik-baik.
“Korban ini anak yang berani. Kalau ada teman yang mengambil sesuatu dia berani melaporkan karena menyimpang,” ujarnya.
“Enak diajak ngobrol kemudian tidak punya musuh. Akademiknya cukup baik juga.”
Pekerja di rumah orangtua KW juga membenarkan kalau KW adalah anak yang pendiam dan tak banyak tingkah.
Ia juga menuturkan kalau KW bercita-cita ingin menjadi tentara atau polisi mengikuti jejak ayahnya.
“Almarhumum ayahnya itu pangkat terakhir Mayjen,” ujar Wawan.(*)
Tinggal di Jepang, WNI Ngaku Saat Lahiran Malah Diberi Uang Segini oleh Pemerintah Negeri Sakura