Grid.ID - Andi Muhammad Ramadhan (AMR) ditetapkan sebagai pembunuh rekannya sesama siswa SMA Taruna Nusantara Magelang, Jateng.
Seperti diketahui, Seorang siswa SMA Taruna Nusantara Magelang, Kresna Wahyu Nurachmad, tewas di kamar asramanya.
Tepatnya Barak G17 Kompleks SMA Taruna Nusantara Magelang, Jumat, (31/3/2017) sekitar pukul 04.00 WIB.
(BACA JUGA : Terungkap! Seperti Ini KW Yang Akrab Disapa Eno, Siswa SMA Taruna Nusantara di Mata Kerabat dan Sahabat)
Dari hasil dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan pihak kepolisian Polres Magelang dan Polda Jateng.
Ditemukan 6 barang bukti yang kemudian mengarah ke pelaku.
Diantaranya adalah barang bukti berupa pisau yang ditemukan dikamar mandi asrama barak graha 17.
(BACA JUGA :Tertangkap! Pembunuh Kresna Wahyu Nurachmad Siswa SMA Taruna Nusantara, Motif Pelakunya Sepele Banget)
Juga sebuah sarung pisau yang ditemukan ditempat berbeda yaitu diatas lemari milik AMR memiliki kecocokan.
Ditambah lagi pernyataan saksi yang mengungkapkan bahwa sebelum kejadian AMR sempat mondar-mandir diasrama.
Alasan AMR ketika ditanya sesama rekan siswa, hendak mensetrika seragam Osis miliknya.
Kemudian dari pernyataan saksi lain menyatakan bahwa AMR sempat mendekati korban.
Lalu meminta korban untuk tidur bersama dengannya.
Sebelumnya AMR juga diketahui telah membeli dua buah pisau disalah satu swalayan di Magelang, Jawa Tengah.
SMA Taruna Nusantara atau biasa juga disebut Tarnus atau TN) adalah sekolah menengah tingkat atas berasrama yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
Ide pembuatan sekolah menengah atas berbasis semi-militer ini dicetuskan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan saat itu, Jenderal LB Moerdani pada tanggal 20 Mei 1985 di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta.
SMA TN diresmikan oleh Pangab (Panglima Angkatan Bersenjata) Jenderal Try Sutrisno pada tahun 1990.
Hingga saat ini, Kepala Sekolahnya pun masih dipegang oleh Brigjen Purnawirawan TNI.
Kampus yang menempati lahan seluas 18.5 hektar dan terdiri dari komplek akademis, asrama siswa, dan komplek perumahan pamong (guru), di atas tanah milik Akademi Militer.
Awalnya sekolah ini hanya menerima siswa namun enam tahun kemudian sekolah ini akhirnya menerima siswi.
Keluarga siswa yang bersekolah di SMA TN, Fani menyebutkan setiap barak di sekolah ini memiliki sekat dua kamar tidur.
"Baru tadi malam saya menjenguk saudara saya, jam setengah 8 sampai setengah 9 malam, biasanya ramai ini sepi, saya tanya karena malam jumat," katanya Jum'at (31/3) dikutip Grid.ID dari TribunJateng.com.
Setiap harinya, siswa dan siswi melakukan kegiatan sehari-harinya di barak ini baik makan, belajar dan istirahat.
Selama penerimaan murid baru, sekolah ini juga selalu menjalani pendidikan dasar dan kepemimpinan di Yogyakarta.
Tak heran, sosok KW dinilai pemberani dan tak bayak tingkah melihat ia memang dididik di institusi yang mengedepankan kedisiplinan.
Namun naas, salah satu oknum siswa di sekolah ini mencoreng citra buruk sekolah ini dengan membunuh temannya sendiri.(*)