Grid.ID – Kamu jangan terburu-buru untuk menilai bahwa pasangan kamu memiliki kelainan seksual karena frekuensi mengajak berhubungan intim dirasa lebih dari kebiasaan normal.
Pasalnya, menurut Dr. Gerard Paat, MPH., setinggi apapun frekuensi berintim-intim tidak selalu dikategorikan seseorang mengidap hiperseks, seperti yang dikutip Grid.ID dari Nova.id .
Lebih lanjut, Dr. Gerard Paat, menjelaskan soal hiperseks pada pria yang disebut satyriasis yang dipengaruhi berbagai faktor fisik maupun psikis.
Dari aspek fisik, salah satunya, peradangan di saluran kemih yang merangsang kerja saluran tersebut sedemikian rupa hingga individu bersangkutan terkesan "haus" untuk selalu berintim-intim.
(BACA JUGA: Suami yang Selalu Minta Berhubungan Intim Setiap Hari Belum Tentu Hiperseks, Ini Kata Pakar!)
Apa pun penyebab peradangan ini harus segera ditemukan agar bisa dipastikan upaya penyembuhannya.
Soalnya, bila tak segera diobati, dikhawatirkan peradangan tersebut akan meluas menjadi peradangan di buah zakar.
Tentu saja peradangan pada "pabrik" sperma ini akan berpengaruh pada hubungan seksual, di antaranya mengganggu produksi hormon testosteron.
Sementara aspek psikis bisa berupa ketidaknyamanan dalam diri yang membuat kebutuhan akan kedekatan dengan pasangan meningkat tajam.
(BACA JUGA: Seperti Apa Ciri-ciri Seorang Wanita Disebut Hiperseks Sehingga Dianggap Menderita Kelainan?)
Bila digali lebih lanjut, tak tertutup kemungkinan ia menderita konsep diri yang sangat rendah hingga khawatir tak mendapat perhatian dari pasangan.
Untuk menutupi perasaan tak amannya, ia lantas berusaha keras menunjukkan keperkasaan di ranjang sebagai satu-satunya kelebihan yang ia miliki.
11 Tahun Uje Meninggal Dunia, Abidzar Al Ghifari Ungkap Satu Penyesalannya, Ngaku Lakukan Ini Jelang Kepergian sang Ayah
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |