Grid.ID - Jepang memiliki banyak tradisi aneh yang tidak biasa ditemukan di tempat lain.
Salah satu tradisi aneh di Jepang yang berkaitan dengan seksualitas yang menarik adalah Honen Matsuri.
Tradisi ini menggunakan perlambang alat kelamin pria sebagai lambang kesuburan.
Honen Matsuri adalah festival panen atau festival kesuburan yang dirayakan setiap tahun setiap tanggal 15 Maret di Jepang.
Dalam bahasa Jepang, Honen berarti tahun sejahtera yang menyiratkan panen akan melimpah.
Festival dan tradisi upacara Honen dilakukan untuk merayakan berkah panen yang melimpah dan segala macam kemakmuran serta kesuburan yang telah di dapatkan dalam satu tahun.
Festival Honen Matsuri terkenal dilakukan di kota Komaki, sebelah utara Kota Nagoya, Jepang.
Dalam festival ini akan muncul pendeta Shinto yang memainkan alat musik lalu ada parade seremonial dengan peserta mengenakan kostum serta minum sake sepuasnya.
Menariknya lagi dalam parade seremonial ini, diarak patung kayu berbentuk alat kelamin pria yang berat mencapai 280 dengan panjang 2.5 meter.
Patung kayu yang disebut oowasegata ini merupakan perlambang kesuburan seperti layaknya pria yang subur dan panen pun menjadi subur.
Oowasegata diarak dari kuil yang berbeda, tergantung tahunnya, ke sebuah kuil yang disebut Tagata Jinja.
Jika tahun genap, Oowasegata dibawa dari sebuah kuil yang disebut Shinmei Sha yang berada di sebuah bukit tinggi. .
Sedangkan jika tahun ganjil, Oowasegata akan dibawa dari kuil Kumano-sha.
Tak hanya patung saja yang diarak, dalam festival yang dimulai jam 10:00 pagi di Tagata Jinja, tersedia juga segala macam makanan dan souvenir yang berbentuk alat kelamin pria.
Sake dibagikan dengan bebas yang dituang dari tong kayu besar.
Sekitar jam 2 siang, semua orang akan berkumpul di Shinmei Sha untuk memulai prosesi.
Pendeta Shinto membacakan doa-doa dan memberikan berkat pada para peserta dan mikoshi.
Mikoshi adalah tandu yang dihias dengan megah seperti sebuah yagura dan dipercaya tandu itu dinaiki dan dimasuki oleh roh dari kuil Shinto.
Selain berkah kepada peserta dan mikoshi, pendeta Shinto juga memberikan berkat pada setiap patung kayu alat kelamin pria.
Ketika prosesi perjalanan menuju ke Tagata Jinja, patung kayu alat kelamin pria yang ada di dalam mikoshi akan diputar-putar dengan kuat sebelum diletakkan ke tanah.
Setelah itu, patung kayu akan dibacakan lebih banyak lagi doa-doanya.
Semua orang kemudian berkumpul di luar alun-alun Tagata Jinja dan menunggu untuk mochi nage, prosesi dimana orang-orang akan dihujani dengan kue beras berukuran kecil yang dilempar oleh panitia acara dari tempat yang lebih tinggi.
Festival Honen Matsuri kemudian akan berakhir sekitar jam 16:30.
Pria, wanita dan anak-anak sama menikmati berbagai atraksi dalam festival Honen Matsuri. (*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya