Baca Juga : Warga Sebut Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Sempat Kerja di TransJakarta
Penghuni kos tersebut baru mengetahui Haris terindikasi kasus pembunuhan saat di menemukan banyak polisi yang mendatangi kantornya untuk mencari sosok HS.
Setelah Alif Baihaqi menerima info dari penghuni kos tersebut, akhirnya dirinya mencoba untuk melapor ke Polres.
"Saya validasi semuanya, saya tanya lagi apa benar dia (Haris) terlibat kasus pembunuhan, apa orang yang (mengaku) kenal dengan dia benar mengenali, info dari keluarga saya 'ayo kita lapor ke Polres'," ujar Alif.
Baca Juga : Bersimbah Darah, Berikut 4 Fakta Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
6. Pelaku Tidak Pernah Mengontrak di Kos Alif Baihaqi
Alif mengklarifikasi berita yang tersebar mengenai kabar pelaku Haris Simamora yang disebut sudah tinggal di rumah indekos miliknya.
"HS tidak pernah mengontrak disini," ungkap Alif.
Perihal penemuan celana dengan noda bercak darah di kamar indekos miliknya, Alif Baihaqi membantahnya.
"Penemuan celana di dalam kamar, dengan noda bercak darah, itu sebenarnya tidak ada, karena HS belum kita kasih kunci kamar sebab dia belum lunas," tambah Alif Baihaqi.
Baca Juga : Bersimbah Darah, Berikut 4 Fakta Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
7. Rancang Skenario Penangkapan Haris Simamora
Setelah Alif melaporkan kesaksiannya di Polres terdekat, pihak kepolisian langsung mendatangi rumah indekos Alif untuk memerika mobil Nissan X-Trail yang menjadi barang bukti pembunuhan.
Karena Alif memiliki nomor tersangka, pihak kepolisian meminta Alif untuk menghubungi Haris Simamora.
"Dari polisi yang berjaga disini, kita harus menanyakan kapan dia (Haris) mau masuk ke kontrakannya, kapan dia mau bayar kekurangannya, nah saya yang disuruh sms ke tersangka," ungkap Alif.
Kesaksian Alif Baihaqi ini membantu pihak kepolisian dalam menguak misteri pembunuhan satu keluarga di Bekasi yang terjadi pada Selasa (12/11/2018).
Mengutip Kompas.com, tersangka HS tega membunuh satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Ia membunuh Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).
Saat jasad para korban ditemukan, diketahui terdapat luka akibat benda tumpul hingga bercak darah di tubuh para korban. (*)
Source | : | Kompas.com,Youtube Official iNews |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |