Laporan Wartawan Grid.ID, Novita Nesti Saputri
Grid.ID - Proses pencarian linggis barang bukti pembunuhan satu keluarga di Bekasi oleh polisi mengalami sejumlah kendala.
Tim penyelam dari pihak kepolisian harus menyelam di sungai keruh untuk menemukan linggis yang menjadi barang bukti pembunuhan satu keluarga di Bekasi.
Tak hanya itu, polisi harus menghadapi kendala lain yang ada di sungai selama pencarian barang bukti pembunuhan satu keluarga di Bekasi yaitu linggis.
Baca Juga : Cerita Tetangga Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Mengaku Sampai Tak Bisa Tidur!
Salah satu barang bukti kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi adalah linggis.
Menurut keterangan polisi, tersangka menggunakan linggis tersebut untuk membunuh keluarga Diperum Nainggolan.
Tersangka mengambil linggis di brankas yang ada di rumah korban.
Baca Juga : Miris! Rumah dan Warung Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Jadi Tontonan Warga
"Untuk proses terjadinya malam-malam.
Dia datang masuk ke rumah korban ketika masuk ke rumah korban dia melihat di brankas mengambil linggis.
Dia melakukan pembunuhan menggunakan linggis," kata Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Wahyu Hadiningrat kepada Grid.ID.
Baca Juga : Kesaksian Alif Baihaqi, Pengurus Kos Haris Simamora, Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Tersangka Haris Simamora, membunuh korban dengan cara menusukkan linggis ke tubuh korban yang tengah tertidur di ruang tamu.
"Dalam posisi tertidur langsung ditusuk pakai linggis yang laki-laki dulu setelah itu baru yang perempuan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono.
Ketika kedua anak korban terbangun karena mendengar suara rintihan orang tuanya, pelaku ikut menghabisinya.
Pada Sabtu (17/11/2018), pihak kepolisian melakukan pencarian Linggis yang menjadi barang bukti pembunuhan satu keluarga di Bekasi.
Tersangka mengungkapkan jika linggis tersebut telah dia buang ke Sungai Kalimalang, Cikarang, Jawa Barat.
Pihak kepolisian terpaksa harus mengerahkan tim penyelam untuk mencari linggis tersebut di sungai.
Baca Juga : Suasana Haru Pemakaman Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Diiringi Isak Tangis Kerabat
Pada Sabtu (17/11/2018), Penyelam Direktorat Polair Polda Metro Jaya mengungkapkan jika kedalaman dan keruhnya air sungai menjadi kendala pencarian.
Karena keruhnya air sungai, jarak pandang penyelam hanya 30 sentimeter.
"Jarak pandang hanya 30 sentimeter.
Airnya cukup keruh ya," kata Bripka Ahmad Ruckiyat di Sungai Kalimalang, Desa Hegarmukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Bekasi seperti yang telah Grid.ID kutip dari kompas.com.
Selain keruhnya air, kedalaman sungai yang mencapai lima hingga enam meter juga menjadi kendala pencarian linggis.
Bahkan ada endapan lumpur yang diduga menimbun linggis tersebut.
Masih ada satu lagi kendala yang dihadapi polisi dalam pencarian linggis yaitu derasnya aliran air sungai.
Para penyelam yang melakukan pencarian di dalam sungai harus mengaitkan tubuh mereka dengan tali tambang agar tidak hanyut terbawa arus.
Pencarian linggis sempat dihentikan sementara setelah berlangsung selama dua jam karena derasnya aliran sungai.
Baca Juga : Sempat Kepergok, Pelaku Pembunuhan di Bekasi Suruh Anak Korban Tidur Kembali: Mama Cuma Sakit Kok!
Pihak kepolisian tidak ingin mengambil risiko dengan mengorbankan keselamatan tim penyelam.
Setelah cukup lama mengamati kondisi sungai, pihak kepolisian menduga jika linggis telah berpindah tempat.
"Bisa jadi karena arusnya pada saat hujan di hulu tentu arusnya makin kenceng bisa jadi bergeser.
Baca Juga : Diperum Nainggolan, Korban Pembunuhan di Bekasi Ternyata Pernah Diusir dari Kontrakan dan Jualan Korek Api
Tapi kan kita utamanya selalu berupaya terus untuk melengkapi semua alat bukti yang ada," kata Kepala Urusan Perencanaan Ditpolair Polda Metro Jaya, Iptu Ketut Suastika di lokasi seperti yang Grid.ID kutip dari kompas.com.
Tersangka Haris Simamora membunuh Diperum Nainggolan, Maya Boru Ambarita, Sarah Boru Nainggolan, dan Arya Nainggolan pada Selasa (13/11/2018).
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal berlapis dengan ancaman hukuman mati. (*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Novita Nesti Saputri |
Editor | : | Novita Nesti Saputri |