Grid.ID - Wartawan Washington Post, Jamal Khashoggi, sering menjadi kritikus rezim Arab Saudi.
Jamal Khashoggi dibunuh di kedutaan Arab Saudi di Istanbul bulan lalu, tetapi Riyadh menolak bertanggung jawab atas kematiannya.
Sekarang CIA telah menyimpulkan dengan keyakinan tinggi bahwa Jamal Khashoggi dibunuh atas perintah dari otoritas tertinggi Arab Saudi.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (19/11) Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar memberikan keterangan pembunuhan Jamal Khashoggi yang terjadi di negaranya.
Hulusi Akar berkata jenazah Khashoggi dibawa dalam koper setelah dimutilasi.
"Kemungkinan mereka membawa potongan jenazah tersebut sekitar 3-4 jam setelah pembunuhan," tutur Akar di sela konferensi internasional di Kanada.
Hulus Akar juga menyatakan para pelaku bebas melakukan aksinya karena punya kekebalan diplomatik.
Pihak Saudi kemudian mengeluarkan pernyataan pada pekan lalu jika Khashoggi dibunuh oleh 15 orang menggunakan suntikan obat bius dosis tinggi.
Usai dibius jenazahnya dimutilasi dan diserahkan kepada tim lain yang sudah menunggu diluar gedung konsulat.
Namun Khashoggi awalnya tidak berniat dibunuh.
Rupanya ia dibujuk terlebih dahulu agar kembali ke Riyadh.
Kantor jaksa Saudi menyatakan, perintah untuk membawa paksa Khashoggi diberikan Wakil Kepala Intelijen Jenderal Ahmed al-Assiri.
Assiri sendiri membentuk tiga tim yang terdiri dari 15 orang, yakni tim negosiasi, logistik serta intelijen.
Mereka terbang ke Istanbul, Turki, untuk membujuk jurnalis berusia 59 tahun tersebut agar bersedia kembali ke Riyadh.
Tapi Khashoggi menolaknya maka ia segera dihabisi.
"Namun, karena negosiasi gagal, kepala tim negosiator memerintahkan untuk membunuh Khashoggi," demikian pernyataan kantor jaksa penuntut.
Sementara itu CIA meyakini jika Khashoggi dibunuh atas perintah dari putra mahkota Mohammed bin Salman.
Pernyataan CIA malah kontra dengan presiden AS Donald Trump yang menyebut Mohammed bin Salman sama sekali tak terlibat dalam kejadian ini.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,newsweek |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |