Mereka menggunakan istilah Black Friday untuk menyebut periode setelah perayaan Thanksgiving.
Pada momen itu, kota Philadelphia akan dikerumuni oleh banyak wisatawan yang ingin menyaksikan pertandingan sepakbola Angkatan Laut Amerika Serikat yang digelar setelah hari Thanksgiving.
Kerumunan tersebut tak jarang menimbulkan kekacauan dan kemacetan lalu lintas di kota itu sehingga para polisi Philadelphia perlu bekerja ekstra.
Baca Juga : Inilah 7 Potret Cantik Sri Devi, Sahabat Gisella Anastasia
Petugas polisi di kota tidak dapat mengambil hari libur pada hari itu dan sebaliknya harus bekerja lembur.
Inilah yang kemudian menginspirasi penggunaan istilah Black Friday untuk merujuknya.
Black Friday kemudian dikenal di media cetak, setelah sebuah iklan diterbitkan di majalah The American Philatelist pada tahun 1966.
Pada akhir 1980-an, istilah itu dikenal di seluruh negeri dan para pemilik pusat perbelanjaan segera menghubungkannya dengan momen belanja pasca Thanksgiving.
Baca Juga : Merasa Kesal Disindir, Nikita Mirzani Ancam Akan Ungkap Identitas Pemilik Akun Gosip Sensasional
Hari ini, Black Friday adalah acara belanja terbesar di Amerika Serikat tahun ini ketika banyak pusat perbelanjaan yang memberikan potongan harga pada berbagai produk untuk meningkatkan keuntungan mereka.
Mengingat masanya yang terbatas yaitu dalam waktu 24 jam saja, istilah Black Friday kini mengalami pergeseran menjadi Black November.
Banyak pusat perbelanjaan yang telah memberikan potongan harga tak hanya pada saat Black Friday berlangsung, tetapi juga sejak awal bulan November tanpa menunggu datangnya momen Thanksgiving.
Itulah sejarah Black Friday yang ternyata sama sekali tak berkaitan dengan diskon besar-besaran.
Baca Juga : Viral Kalimat Bukan Kaleng-kaleng dari YouTuber Maell Lee, Ternyata Ini Arti Kata Sesungguhnya
Source | : | Telegraph.co.uk |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |