Grid.ID - Laporan investigasi KNKT atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi terkait kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 (29/10/2018) resmi diumumkan hari ini (28/11/2018).
Laporan investigasi KNKT terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 ini merupakan laporan awal terhitung 30 hari sejak kejadian.
Laporan investigasi KNKT terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 ini berisi fakta-fakta yang terkumpul dalam 30 hari.
Baca Juga : Jenazah Pilot Lion Air JT 610, Bhavye Suneja Dikremasi, Begini Kenangan Manis dari Sang Direktur
Laporan awal ini tidak berisi analisa dan kesimpulan, karena masih berupa fakta yang belum sepenuhnya terkumpul.
Dalam laporan awat tersebut diketahui jika pesawat Lion Air sudah mengalami masalah sejak penerbangan Denpasar - Jakarta satu hari sebelum pesawat jatuh.
Hal ini diketahui KNKT setelah mengecek black box pesawat.
"Menurut pandangan kami, yang terjadi itu pesawat sudah tidak layak terbang," kata Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo saat merilis temuan awal jatuhnya pesawat, di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018) dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Baca Juga : 125 Korban Pesawat Lion Air Ditemukan, Salah Satunya Jenazah Sang Pilot Bhavye Suneja
Dilansir Grid.ID dari siaran pers melalui Kompas TV, pesawat dilaporkan mengalami stick shaker saat sebelum mengudara, kondisi ini terus berlangsung sampai pesawat mendarat di Jakarta.
Kapten melihat di instrumen penunjukan sebelah kiri kapten ada warning indicated airspeed disagree, perbedaan penunjukan kecepatan antara instrumen kiri dan kanan.
Pada ketinggian sekitar 400 kaki, pilot menyadari adanya peringatan kecepatan berubah-ubah pada primary flight display (PFD).
Baca Juga : Dirjen Dukcapil Permudah Pengurusan Surat Kematian para Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT610
Penerbangan dilanjutkan dengan dikendalikan oleh kopilot.
Kapten melihat setelah kopilot berhenti melakukan trimming, tak lama kemudian ada pergerakan trim secara otomatis meminta pesawat turun.
Setelah 3 kali kapten melihat pergerakan ini, kopilot mengeluh kendali pesawat terasa sangat berat.
Hidung pesawat PK-LQP mengalami penurunan secara otomatis.
Kapten kemudian meminta untuk mematikan motor penggerak trim sehingga trim harus digerakkan manual dengan tangan sampai mendarat.
Kapten selanjutnya mendeklarasikan pesan kondisi kegagalan instrumen dan minta untuk tidak belok, namun lurus mengikuti arah landasan.
"Menurut pendapat kami, Seharusnya penerbangan itu tidak dilanjutkan," kata Nurcahyo.
Pesawat Lion Air PK-LQP mendarat di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta sekitar pukul 22.56 WIB setelah terbang selama 1 jam 36 menit.
Setelah tiba di Jakarta, kapten melaporkan masalah yang terjadi selama penerbangan sebelumnya.
Setelah menerima laporan, engineer melakukan flashing atau pembersihan terkait dengan keluhan yang dilaporkan.
Setelah itu dilakukan operational test di darat dan hasilnya dinyatakan baik.
Baca Juga : Meski Sering Dikritik, Nyatanya Lion Air Sudah Dapat Izin Terbang ke Eropa
Esok paginya, jam 6.20 WIB pesawat berangkat dari Jakarta ke Pangkal Pinang.
Menjelang mengudara, terjadi stick shaker lagi seperti saat terbang dari Bali ke Jakarta hari sebelumnya.
Menurut Nurcahyo, kondisi penerbangan Denpasar - Jakarta dan Jakarta - Pangkal Pinang hampir sama.
Untuk proses investigasi selanjutnya, KNKT akan mengecek Angle of Attack Censor.
Baca Juga : Sebelum Terjatuh, Hidung Pesawat Lion Air JT160 Turun 24 Kali dalam Sebelas Menit dan Telah Alami 6 Masalah
Investigasi selanjutnya juga akan melakukan rekonstruksi berdasarkan data FDR di engineering simulator yang dimiliki Boeing.
Investigasi masih dilanjutkan, dan akan segera memberitahu pihak terkait jika ada hal yang perlu perbaikan.
Laporan selengkapnya dapat diakses melalui laman resmi KNKT pada link berikut ini.
Laporan Hasil Investigasi KNKT Terkait Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610
(*)
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Fahrisa Surya |
Editor | : | Fahrisa Surya |