Laporan Wartawan Grid.ID, Atikah Ishmah W.
Grid.ID - Diduga akibat mengambil foto upacara kelompok pemberontak di Papua, beberapa orang dikabarkan tewas, kronologi tewasnya 31 pekerja proyek jembatan ini pun perlahan terungkap.
Kronologi tewasnya 31 pekerja proyek jembatan akibat ulah kelompok pemberontak di Papua ini diduga terjadi di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Papua AKBP Suryadi Diaz, membenarkan informasi kronologi tewasnya 31 pekerja proyek jembatan PT Istaka Karya (BUMN) yang dilakukan oleh kelompok pemberontak di Papua.
Pada Sabtu (1/12/2018) lalu, terdapat kelompok pemberontak di Papua yang menyelenggarakan upacara HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM).
Salah satu pekerja proyek jembatan mengambil foto perayaan tersebut dan diketahui oleh kelompok pemberontak.
Mengetahui hal tersebut, kelompok pemberontak pun tak terima dan mencari pekerja proyek jembatan yang mengambil foto hingga berimbas pada pekerja lainnya.
31 pekerja proyek jembatan ini dibunuh secara terpisah.
Sebanyak 24 orang dibunuh pada hari pertama, selanjutnya 7 orang turut mengalami nasib yang sama.
Sedangkan satu orang belum diketahui nasibnya, diduga melarikan diri.
"Sebanyak 31 orang meninggal dunia, 24 orang dibunuh hari pertama, 8 orang yang selamatkan diri di rumah anggota DPRD dijemput, dan dibunuh 7 orang meninggal dunia. Satu orang belum ditemukan atau melarikan diri,” ujar Suryadi Diaz melalui keterangan tertulis seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Senin (3/11/2018) malam.
Pada Sabtu (1/1/2018) pukul 20.30 WIT, Project Manager PT Istika Karya yang mengerjakan proyek jembatan Habema-Mugi, Cahyo, mendapat telepon dari nomor yang biasa dipakai oleh Jhoni, koordinator lapangan PT Istika Karya dalam proyek tersebut.
Namun, Cahyo mengaku tidak paham dengan apa yang dikatakan orang yang meneleponnya tersebut.
Cahyo pun tidak dapat memastikan apakah orang yang menelponnya pada Sabtu (1/1/2018) lalu adalah Jhoni.
Menurut informasi yang diterima pihak kepolisian, Jhoni terakhir kali berkomunikasi dengan PPK Satker PJN IV PU Bina Marga, Minang Tobing, pada Sabtu (1/12/2018).
Sedangkan dari Pos Satgaspamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena, diinformasikan bahwa pada Jumat (30/11/2018) pukul 04.00 WIT, ada 1 mobil Strada dengan supir berinsial MS membawa muatan BBM jenis solar milik PT. Istaka Karya menuju Camp Istaka Karya di Distrik Yigi.
Mobil tersebut berisi lima orang pegawai dan kembali tiba di Wamena pada pukul 18.30 WIT.
Pada Sabtu (1/12/2018) pukul 02.00 WIT, ada dua mobil menuju ke Camp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya.
Pada Minggu (2 /12/2018) pukul 20.00 WIT, satu mobil Strada kembali ke Wamena.
Baca Juga : Gara-gara Ketahuan Ambil Foto, 31 Pekerja BUMN Dibunuh Kelompok Pemberontak Papua Secara Sadis
Pada Senin (3/12/2018),satu mobil Strada kembali dari Wamena ke Distrik Mbua Kabupaten Nduga.
Sedangkan satu mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena.
Setelah informasi tersebut beredar, personel gabungan Polri dan TNI yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya, AKP. R.L. Tahapary berangkat Wamena menuju Distrik Yigi Kabupaten Nduga.
Namun setibanya di kilometer 46, personel gabungan TNI dan Polri bertemu dengan satu unit mobil dari Distrik Mbua.
Penumpang mobil tersebut menyampaikan adanya pemblokiran jalan oleh kelompok pemberontak.
Sampai berita ini diturunkan, tim personel gabungan TNI/Polri telah meluncur untuk mengecek informasi tersebut. (*)
Penulis | : | Atikah Ishmah W |
Editor | : | Atikah Ishmah W |