Grid.ID - Kamu sering melihat bule-bule berwisata? Mungkin kamu pernah berpikir, mereka punya banyak uang, sehingga bisa melanglang buana ke berbagai tempat wisata indah di dunia.
Hm, anggapanmu itu tidak selalu benar, loh!
Banyak di antara wisatawan tersebut tanpa malu-malu mengemis, demi melanjutkan perjalanan wisata mereka, seperti yang terjadi di Koh San Road Bangkok, Thailand.
(BACA JUGA: Ini Dia 5 Artis Cantik Paling Sering Gonta-Ganti Suami, Mau Lokal Atau Bule Pernah Dicobain!)
Kamu akan menyaksikan orang-orang yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Padahal, mereka bukan tunawisma.
Di Bali, juga pernah diberitakan di Kompas,com, seorang bule ngemis di pinggiran jalan. Ia tidak segan-segan duduk berpanas-panas, kena debu, demi mendapatkan uang.
Tanpa rasa malu, mereka juga sering mengamen dan menjual foto-foto hasil jepretan mereka.
Di kalangan backpacker, mereka ini sering disebut "gap yah backpacker".
(BACA JUGA: 6 Tindakan Memalukan Ketika Traveling, 3 Di Antaranya Mencorat-coret Objek Wisata, Waduh!)
Mereka menghabiskan anggaran mingguan mereka untuk minum-minum di bar hostel.
Nah, begitu uang habis, terpaksa mereka menjadi “begpackers”, sebutan bagi backpacker yang mengemis.
Begpackers banyak dijumpai di berbagai negara miskin, seperti di kawasan Asia Tenggara, di sepanjang jalur Thailand-Kamboja-Laos- Vietnam hingga Malaysia.
Ulah mereka sering membuat tak nyaman wisatawan lain.
(BACA JUGA: 5 Pantangan Saat Traveling yang Memuaskan Sepanjang Perjalanan)
Menurut penilaian wanita asal Singapura bernama Maisarah Abu Samah, sangat aneh melihat pemandangan itu.
Umumnya, seseorang mengemis, untuk mencukupi kebutuhan keluarga, karena secara finasial memang kekurangan seperti biaya sekolah anak, untuk makan, dan menopang hidupnya.
Nah, ini untuk membiayai perjalanan wisata. Bikin kesal, nggak sih?
Sebagaimana dikutip Kompas.com dari Telegraph, perbuatan itu menurut Maisarah tidaklah terhormat.
(BACA JUGA: Wajah Cantik Raisa Mirip Kaya Bule di Foto-foto Ini. Seriusan, deh!)
Tanpa disadari, mereka itu sebenarnya termasuk orang-orang yang gagal memahami kehormatan orang kulit putih.
Padahal banyak yang bisa dilakukan, loh, ketika seseorang kehabisan uang di negeri orang. Misalnya dengan bekerja di hostel dan restoran, dan sejenisnya.
Bagaimana pendapatmu, jika kamu menjumpai wisawatan memasang spanduk bertuliskan seperti ini : “Saya berkeliling Asia tanpa uang. Harap mendukung perjalanan saya."
Akankah kamu memberi bantuan? (*)
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |