Grid.ID - Ritual nyeleneh di Gunung Kemukus Sragen, Jawa Tengah cukup jadi perbincangan.
Bagaimana tidak, mereka yang ngalap berkah disana harus cari 'jodoh'.
Para peziarah ngalap berkah di makam Pangeran Samudro, untuk mencari pesugihan.
Berhubungan seks jadi ritual nyeleneh yang dilakukan penziarah yang ngalap berkah.
(BACA JUGA : Gawat! Nyeruput Susu Murni Bisa Langsung Dari 'Pabriknya', Syaratnya Harus Daftar Dulu)
Nah untuk dapat melakukan ritual nyeleneh tersebut, makanya peziarah harus cari 'jodoh'
Urusan cari 'jodoh' bisa bawa sendiri sebelum masuk kawasan Gunung Kemukus.
Atau mencari langsung disana, dengan kode keras "Piyamba'an Mbak" atau juga "Piyamba'an Mas".
Kode keras itu sendiri dalam bahasa jawa yang kalau diartikan dalam bahasa Indonesia adalah "Sendirian mas atau mbak".
Bisa mas atau mbak, karena yang ngalap berkah disana adayang laki-laki dan ada juga perempuan.
Urusan cari jodoh disana, nggak semudah membalikkan telapak tangan.
Pasalnya kondisi ritual nyeleneh suda berkembang.
Pada pekerja seks komersial dan laki-laki hidung belang, memanfaatkan kondisi tersebut.
Mereka memburu para peziarah yang hendak ngalap berkah.
Tipu daya yang mereka lakukan adalah dengan menyamar sebagai peziarah disana.
Tampang lugu jadi modal para pekerja seks komersial dan laki-laki hidup belang, untuk ngalap birahi.
"Kalau sudah dua-tiga kali ke sini, baru kita tahu mana peziarah asli, mana wanita pelat kuning yang memang mangkal di Kemukus," kata Suhandi, peziarah
yang mengaku rajin ke Kemukus setelah usaha dagangnya hancur gara-gara diguna-gunai orang.
Umumnya, peziarah menghindari hubungan dengan wanita sewaan.
Bukan hanya karena ini berarti harus dikeluarkannya biaya ekstra, tapi juga karena dengan wanita begituan kelanggengan hubungan sulit dipertahankan.
"Bisa saja malam ini dia tidur dengan kita, tapi bulan depan main dengan orang lain," cerita seorang peziarah. "Maklum, namanya juga wanita bayaran."
Namun, aturan main para juru kunci makam rupanya kurang jelas mengatur soal teman kencan ini.
Soal hubungan dengan wanita pelat kuning tak pernah disebut bagaimana hukumnya.
Karenanya, tak aneh kalau ada sementara peziarah mencari jalan yang gampang saja.
Pokoknya, asal tetap mematuhi prinsip tak berganti-ganti pasangan selama tujuh kali berturut-turut.(*)