Laporan Wartawan Grid.ID, Ries Mariana
Grid.ID - Begitu wanita sudah menikah, bisa dikatakan ia sudah aktif berhubungan seksual.
Kita tidak tahu persis dari mana Human Papilloma Virus (HPV) itu berasal.
Namun, saat berhubungan intim inilah infeksi Human Papilloma Virus (HPV) biasanya berawal.
Karena itulah, dr Najib Budhiwardoyo, SpOG dari RS Aisiyah Kudus – HaloDoc menyarankan, untuk wanita yang sudah menikah melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin.
(BACA JUGA: Dokter : Persentase Kelangsungan Hidup Penderita kanker Serviks 68%. Bagaimana Dengan Julia Perez?)
Pap smear, katanya, dapat mendeteksi kelainan serviks pada stadium awal, bahkan sebelum berkembang menjadi kanker serviks.
“Sewaktu sel epitel serviks baru mengalami displasia atau perubahan bentuk sel, dari sel normal ke sel yang mengarah pada suatu keganasan,” ujarnya.
Menurut Najid, waktu antara infeksi HPV sampai terjadi dysplasia, memakan waktu sekitar 2-3 tahun.
Setelah displasia sampai terbentuknya kanker serviks stadium nol (kanker masih terbatas pada sel epitel, dan belum mengivansi ke sel-sel lain, butuh waktu 3-4 tahun).
(BACA JUGA: Inilah Penyebab Kanker Serviks yang Bisa Kapan Saja Menyerang Kamu)
Namun ia mengingatkan, bahwa tidak semua yg displasia akan berkembang menjadi sel kanker yang invasif.
Diperkirakan hanya hanya sekitar 15 % saja yang menginfasif menjadi sel kanker.
“Sebenarnya perjalanan kanker serviks cukup panjang. Dari stadium nol atau carcinoma insitu sampai timbul gejala kanker stadium 1 sampai empat, buuth waktu 10 tahun,” paparnya.
“Hanya kesadaran ibu-ibu kita untuk melakukan deteksi dini itu yang masih rendah.
Sebagian besar pasien kanker serviks datang sudah dengan keluhan keputihan yang berbau , terkadang bercampur darah, perdarahan di luar siklus mens, atau keluhan setiap melakukan hubungan intim terjadi perdarahan,” lanjut Najib.
(BACA JUGA: Jus Sehat si Pemberi Harapan Sehat Kanker Serviks, Mudah Kok Bikinnya)
Kalau kondisinya sudah seperti itu, kata Najib lebih lanjut, artinya kanker servis sudah menjadi kanker yang infasif.
“Perdarahan yang terjadi, kata Najib, disebabkan karena jaringan kanker itu rapuh dan mudah berdarah. Jadi kesenggol sedikit ya akan terjadi perdarahan,” ujarnya lebih lanjut.
Selain pap smear, deteksi dini bisa dilakukan bisa juga dengan vaksinasi, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), atau langsung diperiksa adanya HPV atau metode lain.
Untuk pap semar frekuensi pemeriksaan yang dianjurkan sedikitnya setahun sekali.
Sedangkan skrining IVA dilakukan pada wanita minimal sekali pada usia 35-40 tahun. (*)
Thariq Halilintar Bantah Isu Belum Move On dari Fuji Usai Kepo Postingan Aisar Khaled, Kini Klarifikasi
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |