Grid.ID - Korban selamat pembantaian di Nduga, Jimmy Rajagukguk (Aritonang) menceritakan kisah pelariannya saat terjadi penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata KKB.
Jimmy Rajagukguk, korban selamat pembantaian di Nduga rupanya sempat dikejar oleh KKB.
Saat melarikan diri, korban selamat pembantaian di Nduga, Jimmy Rajagukguk sempat merasa senang karena akan selamat dari kejaran KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
Namun kesenenangannya hanya sesaat karena KKB berhasil menangkapnya di perkampungan wilayah Distrik Dall, Kabupaten Nduga, Papua.
Dilansir dari Kompas.com, Jimmy mengisahkan saat-saat menegangkan dalam hidupnya tersebut.
Saat itu Ia berlari sendirian lantaran 10 orang temannya sudah meninggalkannya saat berada di sebuah rawa.
Saat pelarian Ia sempat bertemu lagi dengan 3 orang temannya dan bersembunyi bersama di dalam rawa.
Sayangnya mereka kembali terpisah saat kelompok KKB mengejar mereka.
Tiga orang temannya tidak selamat dan tinggalah Ia sendirian berusaha kabur dari kejaran KKB.
Kejadian bermula saat Ia tiba di perkampungan Distrik Dall dan mengira dirinya sudah aman dan akan selamat.
Perasaannya hancur ketika tiga orang kelompok KKB berhasil menangkapnya di perkampungan itu.
Saat itulah perasaannya hancur dan hanya bisa menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
“Saat tertangkap, mereka langsung menghubungi temannya dengan menggunakan radio. Namun lantaran frekuensinya jauh. Tak ada yang merespon. Saat itu saya hanya bisa diam dan minta tolong,” katanya, dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga : Sedih! Suami Korban Pembantaian KKSB Sang Istri Histeris, Ini Kata-kata Terakhir Sang Suami...
Namun saat itu mukjizat Tuhan datang kepadanya, dimana ada seorang mama-mama warga setempat yang datang menghampirinya dan memberinya pakaian serta makanan.
Meski begitu Ia sempat ketakutan karena mama-mama yang menolongnya menghilang dari pandangannya.
Tak disangka, mama-mama tersebut kembali dan bersama pendeta dan orang sejumlah kurang lebih 15.
“Saat itu mereka dengan menggunakan bahasa daerah, melakukan negosiasi agar saya tidak dibunuh. Kemudian tak lama berselang, pendeta itu berkata “ayo om kita pergi dan jangan lanjutkan lagi makannya”. Lalu kami pergi,” kata Jimmy mengingat perkataan pendeta itu.
Baca Juga : Tangis Jonathan Pecah Saat 4 Anggota Keluarganya Jadi Korban Pembantaian di Nduga Papua
Akibat kejadian ini, Ia sempat mengalami trauma dan ketakutan saat diselamatkan oleh warga setempat.
“Saya sempat katakan kepada pendeta itu, mau dibawa kemana lagi saya. Saya ini takut sekali. Lalu pendeta itu berkata, saya akan dibawa ke Pos TNI di Mbua. Namun saya sempat takut ketika menuju ke Pos Mbua bukan melalui jalur jalan, melainkan pinggiran sungai yang ada di dalam hutan,” pungkasnya
Dalam keadaan takut, Ia tetap mengikuti keinginan pendeta yang telah menyelamatkannya sampai ke Pos Mbua dengan berjalan kurang lebih 1 jam.
Ia tiba di Pos Mbua pukul 15.00 WIT dan disana sudah ada 2 orang temannya yang sama-sama melarikan diri dari Puncak Kabo (lokasi eksekusi).
Sembari beristirahat, terdapat satu orang temannya yang selamat dan tiba di Pos Mbua pada 19.00 WIT diantar oleh masyarakat di perkampungan Distrik Dall, atas perintah pendeta yang menolongnya.
Sayangnya di Pos Mbua pun Jimmy tak bisa menafas lega karena KKB penyerang pos TNI tersebut selama 19 jam dengan menggunakan senjata api.
Saat itu satu anggota TNI tewas tertembak.(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Dwi Ayu Lestari |
Editor | : | Dwi Ayu Lestari |