Laporan Wartawan Grid.ID, Menda Clara Florencia
Grid.ID - Tio Pakusadewo menyampaikan penyesalannya kepada ibunya atas semua kesalahannya melalui teater yang dia perankan yang berdurasi 70 menit.
Karyanya tadi memang Tio Pakusadewo dedikasikan untuk ibunya. Tak ayal ia pun memberi judul Untuk Ibu.
Tio Pakusadewo menata set teater seolah menceritakan peristiwa kelamnya di penjara akibat narkoba.
Baca Juga : Tio Pakusadewo Kembali ke Dunia Akting di Panggung Teater Untuk Ibu
Tio menyiapkan properti jeruji besi dan mengenakan seragam orange yang khas dengan warna baju tahanan.
Di situ ia berceloteh mengaku dan menyesali perbuatannya kepada sang ibunda.
Penyesalan itu semakin jadi setelah ibunya meninggal dunia.
Baca Juga : Alasan Dita Soedarjo Batal Nikahi Denny Sumargo: Emang Beda Pendidikan, Aku lulusan Amerika, Aku Sangat Bule
Begini ucap Tio Pakusadewo dengan konsep sajak sembari beruai air mata dan memegang jeruji besi.
“Aku sedih atas kegagalan hidup yang aku alami.
Jatuh karena kesalahan-kesalahan aku sendiri.
Egoku pun mencari kebahagiaan yang semu.
Tapi ibu tidak pernah menyerah untukku,”
“Ibu tak pernah menyerah, walaupun aku jatuh.
Ibu tetap percaya kalau aku bisa.
Waktu aku berdiri lagi jatuh lagi, berdiri lagi jatuh lagi, tapi ibu terus, tetap meyakinkan kalau aku bisa berdiri,”
“Hebat. Apa yang bisa dilakukan oleh seorang ibu.
Waktu aku terjatuh yang terakhir kali, mereka membawaku ke sini (penjara).
Ini tempat yang gelap, tidak ada cahaya, tidak ada harapan,”
"Aku tidak punya pilihan untuk pulang dan mintaa maaf kepada ibu.
Minta maaf kalau aku jatuh lagi.
Kemarin aku dengar ibu sakit.
Seminggu sebelum aku terbebas dari tempat ini, sebelum aku pulang ke pelukan ibu (tio pakusadewo menangis). Ibu sudah pulang duluan, ibu sudah pulang ke tempat yang lebih indah,”
Begitu sedikit kutipan sajak Tio Pakusadewo di atas panggung teater.
Usainya, Tio panen tepuk tangan dari penonton yang memberi apresiasi terhadap ceritanya.
Baca Juga : Sepakat Akhiri Pertunangan, Denny Sumargo Sempat Curhat ke Pendeta
(*)
Penulis | : | Menda Clara Florencia |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |