Grid.ID - Bencana alam tsunami Banten menambah deretan panjang daftar bencana alam yang terjadi di tanah air, seorang saksi mata memberikan kesaksian tentang bencana tersebut.
Kesaksian ini datang dari seorang warga berada di lokasi dan menjadi saksi mata bencana tsunami Banten yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018).
Mengutip dari laman Kompas.com, disebutkan bahwa sebelum tsunami Banten terjadi, saksi mata tersebut sempat melihat perubahan yang terjadi pada air laut di pantai.
Saksi yang bernama Kamila Aprianti (18) mengungkapkam bahwa air laut di pantai belakang Hotel Marina Anyer sempat surut sekitar pukul 19.00 WIB.
Baca Juga : Selamat dari Tsunami Banten, Ifan Seventeen Masih Trauma
Ia juga menyebtukan bahwa sejak sore hari kondisi ombak di laut memang sudah besar.
'Ombak dari sore sudah besar, tapi pas jam 7 malam itu sempat menghilang dan air laut surut banget, saya sih belum berpikir macam-macam saat itu," jelas Kamila seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Akan tetapi, selang beberapa menit kemudian, ombak besar menerjang dan menghempas ke darat, diikuti oleh ari laut yang terus naik hingga ke pekarangan hotel.
Kamila juga menjelaskan kondisi di jalan saat gelombang menerjang, karena saat itu dirinya tengah bersama belasan temannya berlari keluar hotel.
Baca Juga : Unggahan Terakhir Bani Seventeen Band Sebelum Jadi Korban Tsunami Banten
"Saya lihat di jalan sudah ramai sekali warga dan wisatawan lain."
"Ada teriakan tsunami-tsunami, semua panik, jalan raya sudah tergenang air setinggi tumit saya, banyak yang berlarian dan bawa kendaraan masing-masing menuju arah bukit," jelas Kamila.
Kamila mengungkapkan bahwa air laut mulai surut dari daratan sekitar pukul 24.00.
Namun, warga belum berani untuk kembali ke arah pantai karena khwatir terjadi gelombang susulan.
Baca Juga : Jadi Korban Tsunami Banten, Istri Komedian Ade Jigo Meninggal Dunia
Selain Kamila, Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho juga telah membagikan video detik-detik tsunami Bantern terjadi.
Dalam video tersebut, terlihat genangan air laut yang masih memenuhi jalan-jalan di sana.
Disebutkan bahwa, tsunami Banten ini tidak terjadi akibat aktivitas tektonik, melainkan karena pengaruh erupsi gunung anak Krakatau yang terjadi bersamaan dengan pasang bulan purnama serta cuaca yang ekstrim.
Hingga saat ini jumlah korban disebutkan akan terus bertambah, mengingat semua belum semua daerah terdampak di data secara menyeluruh.
Dan, BMKG sendiri masih menghimbau agar para warga tetap menjaga jarak dari daerah pantai. (*)
Rencana Kim Sae Ron Sebelum Meninggal, Sempat Ubah Nama sampai Akan Buka Kafe Usai Kena Cancel Culture
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |