Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri Awalia
Grid.ID - Data sementara mengenai jumlah korban dan kerugian akibat terjangan tsunami Banten dan Lampung yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) dibagikan oleh akun Instagram resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (24/12/2018) pagi.
Data sementara tersebut menyebutkan sebanyak 281 korban meninggal dunia, 1.016 korban luka-luka, 57 korban belum ditemukan, dan 11.687 orang mengungsi.
"Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga 24/12/2018 pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi," tulis akun @bnpb_indonesia seperti Grid.ID kutip.
Baca Juga : Kisah Willy Siska, Korban Selamat Tsunami di Banten yang Harus Berenang Selama 3 Jam di Lautan
Tak hanya korban jiwa, tsunami yang melanda Selat Sunda tersebut juga berdampak pada kerusakan fisik di beberapa titik terdampak.
Kabupaten Pandeglang pun menjadi wilayah terdampak yang statusnya paling parah.
"Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak," terangnya.
"Korban dan kerusakan ini terdapat di 5 kabupaten terdampak yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran. Jadi, wilayah di Provinsi Banten dan Lampung yang berada di Selat Sunda. Daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan daerah lain," paparnya lagi.
Sementara itu, diwartakan oleh Kompas.com, Palang Merah Indonesia (PMI) menyediakan sebuah situs untuk memfasilitasi pencarian korban tsunami Banten dan Lampung.
Situs tersebut dapat diakses melalui https://familylinks.icrc.org/lampung-banten/id/Pages/Home.aspx.
Baca Juga : Firasat Sebelum Tewas dalam Tsunami Banten, Herman Seventeen Selesaikan Tugas Sebagai Seorang Ayah
Kepala Sub Tanggap Darurat PMI Pusat, Ridwan Sobri Carman, menuturkan masyarakat yang ingin mencari anggota keluarga atau kenalannya dapat mendaftarkan diri di situs tersebut.
"Kita juga sudah membuka pos pencarian orang hilang melalui website dan siapa pun masyarakat yang mau mencari anggota keluarganya itu mereka bisa register di sistem ini," tutur Ridwan Sobri seperti Grid.ID kutip dari Kompas.com, Senin (24/12/2018).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyebutkan gelombang tsunami di perairan Selat Sunda dipengaruhi oleh aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca.
Baca Juga : Tsunami Banten, Ini Daftar Bencana yang Diramal Akan Hantam Indonesia pada 2019 Menurut BNPB
Rahmat menyampaikan, apabila dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau, maka gelombang tsunami mencapai sekitar 90 sentimeter.
Namun, karena adanya gelombang tinggi akibat faktor cuaca, arus gelombang tsunami bertambah lebih dari 2 meter.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Deshinta Nindya A |