Grid.ID - Belajar menyetir mobil memang harus didampingi instruktur.
Jika tidak, risikonya sangat berbahaya, termasuk yang dialami warga Desa Pekraman mas, Ubud, Bali ini, Kade Eyik Raharsidi (23).
Karena masih belajar, dia salah menginjak pedal. Maunya menginjak pedal rem, justru pedal gas.
Akibatnya, mobil melayang dan mendarat di atap Pura Klembu, Minggu (30/4/2017) pukul 12.30 Wita.
Mobil Splash DK 1879 BF yang dikenarai Eyikitu pun membuat kerusakan parah pada bangunan pura. Kade Eyik Raharsidi (23) selamat.
Hanya saja kini ia harus menanggung biaya renovasi bale angklung dan gedong penyimpanan piranti upakara.
Kelian Banjar Juga, Desa Pekraman Mas, I Wayan Suparta mengatakan, pengemudi mobil Splash tersebut merupakan warganya.
Menurut Suparta, kejadian ini bermula ketika Eyik belajar mengemudi ditemani kakaknya, I Wayan Eko Juanita (26) di kawasan parkir Pura Taman Pule yang berada di atas Pura Klembu.
Saat hendak mengelilingi kawasan parkir, kata Suparta, ban mobil sebelah kanan membentur teras bale bengong yang berada di sebelah barat.
Karena itu, Eyik pun terkejut dan hendak menginjak rem.
Namun sayangnya, lantaran baru pertama belajar, Eyik malah menginjak gas.
Mobil pun melaju ke arah utara kawasan parkir, dan akhirnya berhenti setelah tersangkut di atap bale angklung dan gedong penyimpanan piranti upakara.
“Warga saya itu baru pertama kali latihan mengemudi. Dia terkejut saat ban mobil nabrak bae bengong. Saat mau ngerem, malah gas yang terinjak. Saat itu dia ditemani kakak kandungnya. Beruntung keduanya selamat, tidak lecet sedikitpun,” ujar Suparta saat ditemui di Pura Klembu.
Berdasarkan hasil pembahsan antara Kelian Banjar Juga dengan Jro Bendesa Mas, kasus ini akan diselesaikan secara kekeluargaan.
Sebab prajuru setempat menilai ini merupakan musibah.
Namun demikian, pihak pengemudi akan dikenakan biaya renovasi.
Atas kasus ini, kerugian Pura Klembu ditafsir mencapai Rp 35 juta.
“Penyelesaiannya akan diupayakan melalui jalur damai. Sebab ini sebuah musibah,” ujar Jro Bendesa Pekraman Mas, I Wayan Gede Kardana.
Menurut Kardana, meskipun kawasan Parkir Pura Taman Pule berada jauh dari keramaian.
Namun kasus kecelakaan saat latihan mengemudi tidak terjadi kali ini saja.
Sekitar tiga bulan lalu, seorang remaja mengalami cedera cukup parah karena mobilnya menabrak pohon.
Bercermin dari kejadian ini, pihaknya pun akan menutup akses masuk kawasan parkir, khususnya pada hari-hari biasa.
“Di sini bukan tempat latihan mengemudi. Hanya saja karena parkirnya luas dan sepi, banyak yang memakainya untuk tempat latihan. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan terjadi lagi, kami akan tutup akses masuknya. Hanya dibuka saat piodalan saja,” ujarnya.
Karena itu, dalam waktu dekat, bangunan tersebut harus segera direnovasi, supaya pihaknya bisa segera melakukan ritual pecaruan.
“Harus direnovasi dulu, setelah itu baru kita bisa mecaru. Bangunan yang rusak ini ada dua, yaitu atap bale angklung dan gedong penyimpanan piranti upakara. Harapan kami, biaya renovasinya ditanggung oleh pengemudi,” ujar Jro Mangku. (*)
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |