Grid.ID - Mungkin saat ini kamu lagi baca berita ini lewat smartphone canggih seharga jutaan bahkan belasan juta rupiah.
Sebagai informasi, hape terdiri dari banyak sekali komponen pendukung di dalamnya.
Salah satu bahan baku untuk membuat komponen hape adalah kobalt.
(BACA JUGA: Kisah di Balik Hari Buruh 1 Mei, dari Memuja Dewa Bunga, Hari Katolik, Penyebaran Komunis, Sampai Kerusuhan)
Kobalt digunakan sebagai bahan baku baterai lithium pada smartphone yang kita gunakan sehari-hari.
Beberapa vendor kawakan seperti Apple, Samsung, dan Microsoft, terindikasi menggunakan baterai lithium dari kobalt hasil ekspoitasi anak-anak di Kongo.
Lebih dari 40.000 anak di Republik Demokratis Kongo harus memikul berkilo-kilo hasil tambang kobalt setiap hari.
Pekerjaan itu dilakukan 12 jam penuh untuk upah maksimal 2 dollar AS atau setara Rp 27.000!
(BACA JUGA: Bunga untuk Ahok-Djarot Dibakar Buruh, Balaikota Diultimatum untuk Bersihkan Karangan Bunga)
Salah satu dari mereka adalah yatim 14 tahun bernama Paul.
Sudah dua tahun ia bekerja di tambang kobalt.
Sejak itu, ia rutin sakit karena beban kerja yang tak manusiawi.
Nasib Daro Seri Vida, Crazy Rich Malaysia, Terlilit Utang Rp 3,7 Miliar sampai Barang-barang Mewahnya Disita
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Kama |
Editor | : | Kama |