Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir
Grid.ID - Tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) memakan banyak korban, termasuk tiga personel grup band Seventeen dan istri Ifan Seventeen, Dylan Sahara.
Chintya Wijaya, istri dari kembaran Ifan Seventeen Riedhan Fajarsyah, menceritakan saat itu memang tengah bersama Dylan Sahara sebelum tsunami terjadi.
Ketika itu, Chintya Wijaya dan Dylan Sahara tengah melihat band Seventeen yang sedang tampil.
Baca Juga : Netizen Nyinyir Kehidupan Masa Lalu Dylan Sahara, Kembaran Ifan Seventeen: Biar Allah yang Balas!
Menurutnya, saat itu posisi mereka tak terlalu jauh dari panggung.
"Kami lagi nongkrong lihat Seventeen manggung. Posisinya, aku dan adik aku lagi duduk, Dylan sama adiknya berdiri. Jadi, kami lumayan agak di belakang,” ujar Cynthia Wijaya saat Grid.ID jumpai di Komplek DPR-RI, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (29/12/2018).
Chintya melihat air seperti ingin memakan mereka. Saat Chintya dan Dylan berbalik badan dan lari, naasnya gelombang air tersebut menggulung mereka.
Baca Juga : Dibanding Perempuan Lain, Ifan Seventeen Memilih Dylan Sahara Karena Sifatnya yang Seperti Ini!
"Tiba-tiba, aku sempat lihat air posisinya sudah di atas panggung, seperti mau makan kami. Detik itu juga, aku dan yang lainnya sempat mau balik badan, coba lari. Tetapi, sudah enggak bisa dan langsung terbawa air,” ungkap Chintya.
Tapi saat itu, Chintya langsung memeluk pohon dan Dylan langsung berpisah darinya.
"Kalau aku pribadi, jadi aku pas berusaha menyelamatkan diri masih dikasih kesempatan menyelamatkan diri sama Allah, Alhamdulillah. Pas aku berusaha naik, aku langsung dapetin kepala aku keluar, terus aku langsung peluk pohon biar aku gak kebawa sama air," ungkap Chintya.
Baca Juga : Suasana Tahlilan Tujuh Hari Kepergian Personil dan Kru Seventeen Serta Dylan Sahara
"Dan aku pribadi menolong atau siapa pun yang menolong Dylan, itu memang satu hal yang enggak bisa. Mungkin, kalau kami gandengan tangan pun, pastinya nanti lepas juga. Jadi, memang enggak bisa tolong menolong, karena air itu datang (tiba-tiba)," lanjutnya.
(*)
Penulis | : | Corry Wenas Samosir |
Editor | : | Deshinta Nindya A |