Grid.ID - Akhir-akhir ini sering muncul konten berbau kekerasan beredar di Facebook.
Konten tersebut terutama lewat fitur tayangan langsung Facebook Live.
Mulai dari pemukulan, penembakan, hingga pembunuhan dipertontonkan di depan mata ribuan pengguna.
Sebab itulah, pihak Facebook berencana merekrut 3.000 orang tambahan untuk membantu mengawasi aneka posting yang diunggah oleh miliaran penggunanya.
“Kalau ingin membangun komunitas yang aman, kami harus bertindak cepat,” tulis pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg dalam sebuah posting yang diunggah pekan ini.
“Kami berupaya membuat video-video (berisi kekerasan) ini lebih mudah untuk dilaporkan supaya lebih cepat ditindak, entah untuk membantu orang yang butuh bantuan (misalnya hendak bunuh diri) atau menghapus posting yang bersangkutan,” imbuhnya.
Sebanyak 3.000 orang itu akan ditambahkan ke tim Review Facebook yang sekarang sudah beranggotakan 4.500 orang.
Tugas mereka mengawasi semua kontan yang beredar di jejaring sosial tersebut, bukan hanya video saja.
Para anggota tim Review konten Facebook ini kebanyakan merupakan pekerja kontrak yang berlokasi di luar negeri, seperti India dan Filipina.
Sebelumnya, Facebook dikritik karena lamban bereaksi dalam menanggapi konten-konten terlarang.
Rekaman video berisi kekerasan bisa bertahan selama berjam-jam sebelum akhirnya dihapus.
Salah satu fitur Facebook yang menjadi sumber keprihatinan adalah Facebook Live.
Sejak diluncurkan setahun lalu, sudah ada setidaknya 50 aksi kriminal atau insiden kekerasan yang ditayangkan secara langsung lewat Facebook Live, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Jumat (5/5/2017).
Di Indonesia, pada Maret lalu pernah pula terjadi kasus seorang pria menggantung diri dan menayangkan prosesnya secara live di Facebook.
Pada April, kasus serupa terjadi pula di Thailand, melibatkan seorang ayah yang membunuh anaknya yang beru berusia 11 bulan sebelum bunuh diri.
(Oik Yusuf)
Viral, Video Aksi SBY Karaokean Lagu Bahasa Inggris di Toko Elektronik, AHY Auto Berikan Respon Begini