Grid.ID - Sejalan dengan proses modernisasi militer Rusia yang semakin menggeliat, Rusia pun kembali ke kebiasaan lamanya
Rusia menguji sistem pertahanan Amerika Serikat dengan mengirimkan flight pembom jarak jauh Tu-95 mendekati perbatasan Amerika Serikat dari arah Utara.
Pada masa Perang Dingin, rute ini sangat populer digunakan Rusia. Biasanya F-4 Phantom ataupun F-15 Eagle akan diperintahkans cramble untuk melakukan pencegatan.
Namun dalam penerbangan pada 3 Mei 2017 tersebut ada yang sangat berbeda.
Tu-95MS Bear dikawal oleh dua pesawat tempur terbaru Rusia, Su-35S (NATO: Flanker-E), dengan payung radar dari pesawat AWACS AU Rusia, A-50 Mainstay.
Sebelumnya Rusia belum pernah mengirimkan pesawat tempur terbarunya yang sering disebut superfighter dan mampu melayani pesawat tempur Gen.5 tersebut.
Tampaknya Rusia sangat penasaran dengan latihan bersama Northern Edge yang memang tengah dijalankan AU AS di bawah komando ALCOM (Alaska Command).
(BACA JUGA 6 Trik Dapatkan Tiket Pesawat Murah, Nomer 4 Boleh Banget)
Komando Pertahanan Amerika Utara (NORAD) segera bereaksi, dengan memberikan vektor penerbangan gelap dari Rusia kepada sepasang F-22 Raptor yang tengah berpatroli di atas wilayah Chariot, Alaska.
Kedua pesawat tempur siluman menerima komando dari E-3 Sentry yang juga tengah mengangkasa.
F-22 berhasil melakukan identifikasi visual atas Tu-95 dan Su-35 pengawalnya, dan mendapati kedua Super Flanker tidak menggotong senjata apapun di bawah badan ataupun sayapnya.
Setelah terbang berdamping-dampingan, akhirnya ‘rombongan sirkus’ Rusia berbalik arah kembali ke wilayah udara internasional, sebelum mendekati garis perbatasan Amerika Serikat. F-22 pun kembali ke pangkalannya.
Kejadian serupa terjadi kembali pada 4 Mei kemarin. Penerbangan Rusia tersebut berbalik arah setelah dicegat F-22 lagi.
(BACA JUGA Menegangkan, Pesawat Tergoncang Hebat dan Penumpang Tumpah Ruah, Termasuk Beberapa Bayi)
Menurut juru bicara NORAD John Cornelio, “Kami belum pernah melihat tingkatan aktivitas semacam ini selama bertahun-tahun,” setelah Rusia meningkatkan frekuensi penerbangan ujicobanya.
Jika F-22 terpaksa berlaga melawan Su-35S, keduanya akan menjadi lawan cukup seimbang mengingat kemampuan thrust vectoring yang sama-sama dimiliki kedua jet tempur modern itu.
Sebenarnya tidak jelas alasan bagi AU Rusia mengirimkan Su-35S mendekati wilayah Amerika Serikat.
Dari segi taktik, sangat kecil kemungkinan terjadi dogfight antar kedua belah pihak.
Rusia walaupun hobi memprovokasi, tidak akan segegabah itu untuk benar-benar melakukan penerobosan ke perbatasan.
Di sisi lain, AS pun hanya punya intensi untuk mengusir saja, toh pencegatan selalu terjadi di atas wilayah internasional.
Mungkinkah Rusia sekadar menaikkan pamor Su-35S supaya laku dijual ke berbagai negara? Itu yang kita belum tahu.
Aryo Nugroho / Angkasa
Innalillahi, Truk Ugal-ugalan Seruduk Sejumlah Motor dan Mobil di Tangerang, Kondisi Sang Sopir Usai Diamuk Massa Sungguh Miris